KPK Bikin Pemerintah AS Geleng-geleng Kepala

JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Duta Besar (Dubes) AS untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr memberikan penghargaan kepada delapan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi terkait pengusutan kasus proyek KTP elektronik (e-KTP).

Delapan pegawai itu terdiri atas unsur penyidik, jaksa, dan bagian kerja sama internasional. KPK dipandang AS memiliki kemampuan lebih dalam menelisik kasus-kasus yang ditangani. Tidak hanya cermat, KPK pun mampu bekerja sama dengan baik dengan FBI dan Department of Justice di Amerika Serikat dalam pengusutan kasus e-KTP.

“Ya, Hari ini (kemarin, red) Pak Donovan datang berkunjung dan berdiskusi dengan pimpinan KPK, dan salah satunya yang paling penting menyerahkan penghargaan atas kerja sama dengan FBI dan Department of Justice di Amerika Serikat,” terang Wakil Ketua KPK Laode M Syarif usai pertemuan dengan Dubes AS untuk Indonesia di gedung KPK, Jakarta, Selasa (26/2).

Dalam kesempatan sama, Donovan menyatakan bahwa dirinya merasa terhormat dalam kunjungannya ke KPK kali ini. “Salut untuk KPK. Sengaja kami minta jadwal, untuk datang, untuk mengakui dan memuji kerja yang luar biasa dan sulit dari KPK yang sangat dihormati di Indonesia,” terang Donovan.

AS, lanjut dia selalu menghormati kerja sama yang dibangun dengan KPK maupun institusi lain di Indonesia. “Tidak bisa dipungkiri kami harus akui semangat komitmen dan upaya yang luar biasa yang dicurahkan oleh para penyidik, jaksa penuntut, dan spesialis kerja sama di KPK,” paparnya.

Ia pun mengharapkan kerja sama yang dibina tersebut bisa menjadi model bagi pihak-pihak lain dalam upaya memerangi korupsi global. Sementara itu, Syarif menyatakan bahwa dalam pertemuan itu juga didiskusikan soal pengalihan aset dari Direktur PT Biomorf Lone Indonesia Johannes Marliem.

Biomorf Lone merupakan perusahaan penyedia layanan teknologi biometrik merek L-1 yang akan digunakan dalam proyek KTP-e. Johannes diketahui telah meninggal dunia di kediamannya di Loas Angeles, AS pada Agustus 2017 lalu.

“Dari hasil pendalaman, asetnya yang berhubungan dengan e-KTP sudah diidentifikasi tetapi pengalihannya dari Amerika ke Indonesia masih dalam proses pengalihan dan salah satu itu yang kami diskusikan dan yang saya kerjakan sekarang,” terang Syarif.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan