Kota Kembang Lebih Agamis di HJKB Ke-209

BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung berusaha keras untuk menjaga kerukunan beragama di Kota Kembang. Sebab, kerukunan beragama Ibu Kota Provinsi Jawa Barat ini sudah terbangun sejak lama.

”Sedangkan memelihara lebih sulit daripada membangun,” kata Wali Kota Bandung Oded M. Danial di Hotel Grand Preanger, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Selasa (24/9).

Oded M. Danial, Wali Kota Bandung – Yana Mulyana, Wakil Wali Kota Bandung

Oded M. Danial memang memberi pesan khusus bagi warga Kota Bandung yang majemuk, khusus untuk memperingati Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) ke-209.

”Bandung sudah sangat istimewa ketika dibangun oleh para leluhur kita. Dan menjaga kerukunan ini adalah amanah yang mereka berikan kepada kita,” kata Oded.

Oleh karenanya, pria yang akrab disapa Mang Oded itu mengajak, warga Kota Bandung untuk berkolaborasi memahami regulasi dan mendukung program kerja masa pemerintahannya. ”Mang Oded dan Mang Yana dalam hal ini dengan kolaborasi, saya yakin insya Allah, dengan semangat kolaborasi apa-apa yang sulit kita hadapi persoalan-persoalan pasti akan kita hadapi dengan baik dan benar bakal mudah,” katanya lagi.

Dengan nilai kolaborasi tersebut, suami dari Hj. Siti Muntamah, S.AP itu menilai, pemerintah Kota Bandung akan mendapatkan energi yang luar biasa. Termasuk menyukseskan program Bandung Agamis dari berbagai macam cara.

Ayah tujuh orang putri penghafal Alquran itu pun merefleksikan sebagaimana telah dijalankan oleh Pemkot melalui bagian Kesra Kota Bandung dengan melaksanakan salat subuh berjamaah di Masjid Raya Bandung. Kegiatan itu pun mendapat respon positif.

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kota Bandung Bambang Sukardi menambahkan, ibadah jamaah tidak hanya dijalankan oleh umat Islam saja. Tapi termasuk di dalamnya, non muslim melaksanakan ibadah dan doa di tempat ibadah masing-masing. Subuh berjamaah pun mendapatkan pengharagaan dari Kementerian Agama Kota Bandung.

”Saat ini di Pemerintahan Wali Kota Bandung Oded M. Danial telah mendapatkan 135 pengharagaan baik tingkat internasional, nasional dan regional,” kata Bambang.

Menurut Bambang, refleksi terpenting dari salat subuh akbar adalah dengan dipadatinya Masjid Agung Kota  Bandung oleh 15 ribu jamaah dari delapan penjuru mata angin. Ada juga para jamaah mengumandangkan doa ajakan Nabi Ibrahim, ”Labbaikallahumma Labbaik, Labbaika Laa Syarikalaka Labbaik, Innalhamda Wan Ni’mata Laka Wal Mulk Laa Syarikalak dengan serentak. Diibaratkan miniatur Baitullah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan