Keluarga Jahidin Tinggal Dibekas Kandang Kambing

NGAMPRAH– Pasangan suami istri Jahidin,40, dan Ilah,36, bersama tujuh orang anaknya harus tinggal di sebuah gubuk kecil bekas kandang kambing berukuran 2,5×2,5 meter di Kampung Cidadap RT 03/RW 13, Desa/Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Merekapun sudah empat tahun tinggal di sana.

Saat tidur mereka harus berdesak-desakan dan merasakan dingin. Tidak ada ventilasi udara, kecuali pintu utama untuk keluar dan masuk ke gubuk. Tak hanya itu, di bagian bawah gubuk panggungnya diisi oleh ayam perliharaan dan di samping gubuk dibuat dapur serta kamar mandi.

Sebenarnya keluarga tersebut bisa tinggal di rumah milik orang tua Jahidin, yang berada tepat di depan gubuk mereka. Apalagi, di rumah orang tuanya itu memiliki empat kamar dan ruang tengah yang cukup luas, sehingga masih memungkinkan di tempati oleh 11 orang. Namun, mungkin karena alasan tak ingin menyusahkan akhirnya mereka memilih tinggal di gubuk.

Ilah mengaku, di gubuk tersebut di tempati olehnya dan suami serta kelima anaknya Narya,13, Hendar,13, Aas ,6, Raka ,3, dan Raina,3. Sedangkan kedua anak lainnya, Randi,22, dan Herman,17, kadang kala tinggal di rumah mertuanya. “Ini asalnya gubuk kandang kambing, tapi direnovasi jadi bisa di tempati bersama suami dan anak-anak,” ujar Ilah, Kamis (28/3).

Sebelum tinggal di gubuk tersebut, mereka sempat mengontrak rumah. Namun, karena tidak memiliki biaya untuk membayar setiap bulannya, akhirnya mereka memilih tinggal di rumah orang tua Jahidin.

“Suami saya kerjanya membuat ulekan (cobek, red). Penghasilannya tidak menentu, kalau lagi ada borongan mah seminggu bisa dapat tiga ratus ribu rupiah, tapi kalau lagi tidak ada borongan ya tidak dapat uang,” katanya.

Saat ditanya mengapa tidak tinggal di rumah mertuanya lagi, Ilah mengungkapkan, tetap ingin tinggal di gubuk tersebut. Meski setiap malam sering merasa kedinginan dan akhirnya tidak bisa tidur, belum lagi banyak nyamuk.

“Tidak ada alasan apa-apa. Ingin di sini saja. Kepingin punya rumah sendiri sih yang layak dan listrik sendiri. Ini juga pakai listrik dari rumah Abah (mertuanya, red),” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan