Kanibal Siap jadi Pilar Program Millenial Road Safety

SOREANG – Program Millenial Road Safety Festival (MRSF) yang diinisiasi oleh Polri merupakan salah satu media untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa dalam berkendaraan harus memperhatikan ketertiban lalu lintas. Patut disadari bahwa faktor utama terjadinya kecelakaan lalu lintas disebabkan karena pengemudi tidak berhati-hati dalam menggunakan kendaraan.

Pembina Komunitas Katana Jimny Brother Land (Kanibal), Atang Irawan mengatakan, sudah menjadi kewajiban bagi masyarakat untuk tertib dalam berlalu lintas. Dalam rangka kegiatan Millenial Road Safety Festival di Kabupaten Bandung, pengurus dan anggota Kanibal secara penuh memberikan dukungannya.

”Tentunya kami harus mendukung gerakan ini, karena ini adalah salah satu bentuk sosialiasi kepada masyarakat agar dalam berkendara memperhatikan aturan dan rambu-rambu lalu lintas, untuk mengindari kecelakaan dijalanan,” ujar Atang saat diwawancarai di Soreang, kemarin (19/2).

Menurut Atang, angka kecelakaan lalu lintas hingga menyebabkan kematian manusia di jalan raya tergolong masih cukup tinggi di Indonesia. Meski ia tidak menyebutkan jumlah pastinya, ia mengajak agar masyarakat khususnya kaum milenial dari usia 17-35 tahun, mulai saat ini terus meningkatkan ketertiban dan kesadarannya dalam berlalu lintas.

”Tidak bisa dipungkiri, kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas dengan tertib masih rendah. Tentunya ini harus mencari catatan dan perhatian semua pihak. Mari kita membangun kesadaran bersama dalam berlalu lintas, untuk menyelamatkan nyawa manusia salah satunya melalui kegiatan Millenial Road Safety Festival ini,” ungkapnya.

Keterlibatan Kanibal dalam program Mienial Road Safety Festival merupakan bagian dari program internal Kanibal, sekaligus mengingatkan kepada seluruh anggota bahwa sebagai bagian dari pengguna kendaraan harus memberikan contoh kepada masyarakat.

Dirinya menambahkan, Road Safety ini juga bagian dari sosilaisasi kepada masyarakat mengenai aturan-aturan berkendaraan dan berlalu lintas serta penegakan hukum dibidang lalu lintas, yang diharapkan dapat membangun kesadaran bagi kita semua dalam berkendara.

”Zero Accident harus dilakukan melalui pembangunan kultur masyarakat pengguna kendaraan, sehingga tidak hanya cukup dengan peraturan yang ketat dan aparat penegak hukum yang tegas, tiga instrumen ini harus terkoneksi secara baik,” katannya. (rus)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan