Jelekong Punya Wisata 3D

BALEENDAH – Selain gudangnya karya seni lukis, keberadaan kampung Jelekong Kecamata Baleendah kini memiliki karya unik yang patut dikunjungi. Sebab, belum lama ini para seniman disana telah membuat obyek lukisan menarik dengan nama Wisata Mini 3D Art Jelekong.

Kampung Seni yang terletak di Padepokan Giriharja dikenal sebagai tempat budidaya kesenian wayang goleknya dan seni lukis. Mereka, secara turun-temurun memiliki profesi sebagai seniman lukis.

Ketua Komunitas Gurat Art Didi Suryadie mengatakan, Wisata Mini 3D Art Jelekong sebetulnya sudah dikonsep sejak tahun 2016 lalu. Namun, baru terealisasi pada awal 2019 ini.

Dia menuturkan, modal untuk membuat obyek wisata dengan lukisan raksasa tersebut dilakukan dengan swadaya warga yanga walnya membuat satu tempat untuk melukis.

” Ini semuanya dilakukan dengan kerjabakti. Tadinya 2017 mau launching, karena masih terbentur anggaran masuk tahun 2018 kita masih berpikir karena harus dibuat semaksimal mungkin,”jelas Didi kepada wartawan kemarin. (20/1).

Meski masih jauh dari sempurna, akhirnya pada awal tahun ini, pihaknya memutuskan untuk membuka Wisata Art 3D dengan seadanya. Namun, dari beberapa hasil karya tersebut sudah mengundang decak kagum masyarakat. Hal ini, dibuktikan dengan banyaknya para pengunjung yang datang ke Kampung Jelekong.

Didi menuturkan, untuk penyempurnaan pihaknya akan menambah beberapa lukisan 3D. Sehingga, akan menambah daya tarik bagi wisatawan yang datang ke kampung seni Jelekong ini.

” Kalau masyarakat awam harus dirangsang dulu dengan lukisan 3D. Karena kita buat karya ini sesuai rapat dan mengikuti kebutuhan masyarakat tentang seni itu apa ya? Ternyata 3 dimensi,” pungkasnya.

Didi mengungkapkan, ke depannya setiap dua bulan sekali lukisan yang ada di Wisata Mini 3D Art Jelekong akan diganti dengan lukisan baru agar para pengunjung yang datang tidak merasa jenuh.

Didi menyebutkan, untuk membuat Wisata Mini 3D Art, dibutuhkan biaya yang sangat besar budgetnya mencapai Rp 150 juta dan anggarannya dilakukan secara patungan yang dikumpulkan selama beberapa tahun.

” Dari tahun 2016 patungan terus, alhamdulillah 2019 bisa dibuka, dan sampai sekarang belum ada campur tangan dari pemerintahan. Paling kalau dari pemerintah dibantu promosinya saja,” keluh dia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan