HMS Fisip Unpad Gelar Sabilulungan Fest 2019

BANDUNG – Himpunan Mahasiswa Sosiologi (HMS) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjajaran menggelar perlombaan akademik dan non-akademik tingkat nasional bertajuk ‘Sabilulungan Fest 2019’.

Rencananya, event yang digagas sekitar 60 mahasiswa itu akan dilaksanakan 7-9 Oktober di Kampus Universitas Padjajaran Bandung. Tema yang diusung dalam gelaran perdana ini adalah ‘Pembangunan Indonesia Berbasis Kearifan Lokal’.

Pendaftaran sendiri sudah dibuka sejak
18 Juni 2019 dan akan ditutup pada 20 September mendatang. Informasi dan pendaftaran seputar Sabilulungan Fest 2019 bisa diakses melalui http://linktr.ee/sabilulunganfest atau  @sabilulungan.fest.

Perlombaan dapat diikuti oleh Siswa SMA/SMK/Sederajat serta Mahasiswa perguruan tinggi dari seluruh Indonesia. Mereka bisa mengikuti berbagai lomba seperti Lomba Karya Tulis Ilmiah untuk mahasiswa, Lomba Esai untuk siswa SMA/SMK/Sederajat, Lomba Poster untuk Mahasiswa dan siswa SMA/SMK/Sederajat, Lomba Fotografi untuk mahasiswa dan siswa SMA/SMK/Sederajat, serta Lomba Short Video Campaign untuk Mahasiswa dan siswa SMA/SMK/Sederajat.

“Selain itu, ada juga kegiatan workshop, exhibition, seminar nasional, field trip dan gala dinner,” terang Ketua Pelaksana Sabilulungan Fest 2019, Myeisha Azizah Aranti.

Ia menjelaskan, Sabilulungan Fest yang baru pertama kalinya digelar ini merupakan cara dari pihaknya untuk
mewadahi inspirasi, aspirasi inovasi serta karya pelajar SMA/Sederajat dan mahasiswa dari seluruh Indonesia

“Untuk mewadahi siswa dan mahasiwa, bukan hanya kompetisi tapi bisa tukar pikiran dengan daerah lain, dengan akademisi, pemangku kebijakan,” jelasnya.

Perihal tema, lanjutnya, pihaknya memang ingin menonjolkan kearifan lokal setiap daerah dalam event kali ini. Sebab menurutnya, kearifan lokal memiliki peran penting dalam pembangunan di Indonesia.

Apalagi, dalam Sabilulungan Fest 2019 ini semua pelajar dari berbagai daerah akan bertemu dan bisa saling bertukar pikiran perihal akademik maupun non akademik. Termasuk kearifan lokal masing-masing daerahnya.

“Itu yang memang pengen kami tunjukan
dan kami pengen peserta tau. Harapannya temen-temen peserta juga tau kalau kearifan lokal itu penting dalam pembangunan sehingga muncul keinginan untuk menjaga dan melestarikan kearifan lokal yang ada,” beber Myeisha.

Tinggalkan Balasan