Grab Sumbang Pertumbuhan Ekonomi

BANDUNG – Dari survei yang dilakukan di lima kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Surbaya, Makasar, dan Medan, secara nasional perusahaan transportasi daring Grab telah memberikan konstribusi sebesar Rp 48,9 triliun. Konstirubusi ekonomi tersebut didapat salah satunya melalui penciptaan lapangan tenaga kerja.

Dari data terlihat bahwa 32persen mitra GrabBike dan 24 persen mitra Grab Car dimana sebelumnya tidak memiliki pendapatan tetap.

Dengan menawarkan peluang pendapatan kepada sekitar 300ribu pengemudi dan 40ribu agen (Kios Dagang Online) Kudo individual yang sebelumnya pengangguran, diperkirakan input ekonomi Grab mencapai Rp 16,4 triliun pada 2018.

Khusus di Kota Bandung , data menunjukkan Grab berkontribusi sebesar 10,1 triliun pada tahun 2018. Apabila displit, kontribusi terbesar dihasil oleh Grab Bike dengan nilai Rp 4,59 triliun, yang selanjutnya diusul oleh GrabFood dengan nilai kontribusi sebear Rp 3,76 triliun.

Salah satu kesimpulan riset ini ialah potensi teknologi digital menjadi landasan pembangunan ekonomi yang inklusif bagi usaha kecil dan mereka yang selama belum cukup terlayani oleh sistem yang ada.

Peneliti Ekonomi Tenggara Strategis Lionel Priyadi menjelaskan formulasi kebijakan terkait ekonomi digital seharusnya mempertimbangkan kesejahteraan seluruh pihak terkait agar manfaatnya bisa dirasakan secara optimal.

“Melalui riset ini kita bisa melihat bagaimana Grab memberikan peluang yang sama bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia, termasuk Bandung, untuk mengambil peran dalam ekonomi digital,”paparnya.

Sedangkan menurut Laporan Dampak Sosial Grab 2018-2019 saat peluncuran 24 September diestimasi konstribusi Grab mencapai USD 5,8 miliar (Rp 81,5 triliun) terhdapat perekonomian Tenggara dalam 12 bulan hingga maret 2019.

“Dampak sosial grab tampak pada dua aspek, pertama pembukaan akses perbankan kepada usaha kecil dan menengah (UKM) dimana 1,7 juta UKM di Asia Tenggara telah dibantu Grab untuk membuka rekening bank pertana mereka,”jelasnya.

Head of Public Affairs Grab Indonesia Tri Sukma Anrienno mengatakan Indonesia siap menjadi salah satu ekonomi terbesar di Asia, namun pada kenyataannya tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk ikut tumbuh bersama Indonesia yang tengah tumbuh.

“Jika sektor swasta secara aktif menciptakan program-program untuk komunitas lokal, maka teknologi dapat dijangkau oleh lebih banyak orang, dan proses pembelajaran keterampilan-keterampilan baru dapat segera mengubah kehidupan lebih banyak orang di Indonesia,”sampainya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan