Gagasan Ma’ruf Sinergis dengan Jokowi

JAKARTA – Sekretaris Tim Kampanye Nasional pasangan 01 Jokowi-Ma’ruf, Hasto Kristy­anto, menilai gagasan yang disampaikan Maruf Amin dalam Debat Cawapres men­guatkan visi misi Joko Wi­dodo. Berbeda dengan San­diaga Uno yang beragam gagasannya dinilai tidak sin­ergis dengan visi misi Pra­bowo Subianto.

“Visi misi KH Ma’ruf Amin terbukti menyatu dengan Jo­kowi. Berbeda dengan San­diaga Uno yang lebih menam­pilkan gagasan pribadi dengan program usang yang praktis gagal diterapkan, yakni OK-OC,” ujar Hasto di Jakarta, Minggu, 17 Maret 2019, me­nanggapihal-hal yang diung­kapkan di Debat Cawapres yang yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum.

Ia menegaskan, visi misi cawa­pres tidak boleh berjalan sen­diri. Hasto menjelaskan, visi dan misi yang dipaparkan KH. Ma’ruf Amin dalam debat cawapres, terbukti menyatu dengan progam-program yang dijalankan oleh Jokowi-JK saat ini.

Hasto yang juga menjabat sebagai Sekjen PDIP ini meng­ingatkan kepada semua ma­syarakat, bahwa Indonesia tidak boleh memiliki Wakil Presiden yang visi-misinya tidak seirama dengan visi-misi Presiden.

“Konsistensi KH. Ma’ruf Amin yang menjabarkan program Jokowi, telah memberikan sentuhan Islami yang sangat pas ditampilkan. Semua pe­mimpin punya tugas men­ciptakan kemaslahatan bang­sa dan melindungi umat, sementara Sandi lebih artifi­cial yang dibungkus oleh pa­kaian mahal,” tegas Hasto.

Sebaliknya, ucapan San­diaga yang kerap mengkritik program yang sudah dikerja­kan Jokowi terkesan asal kri­tik. Seperti kritiknya terhadap BPJS Kesehatan, tidak juga memberkan solusi konkret.

Terkait ide Sandiaga untuk menjual program OK-OC un­tuk digunakan di Indonesia, Hasto menilai, program ter­sebut adalah program usang yang tidak mengalami peru­bahan signifikan. “Berbeda dengan Sandiaga Uno, Cawa­pres 02 lebih menampilkan gagasan pribadi dengan pro­gram usang yang telah gagal diterapkan di DKI Jakarta, yakni OK-OC,” ungkap Hasto.

“Data menunjukkan, dari tar­get OK-OC sebanyak 40 ribu per tahun, yang mendaftar hanya 1000 atau 2.5% dan hanya 150 orang yang dapat modal. Ini adalah cerminan gagalnya pro­gram OK-OC yang ditawarkan Sandiaga,” tutup Hasto.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan