Forum Pasundan Bergerak Tolak People Power

BANDUNG – Kelompok masyarakat yang mengatas­namakan Forum Pasundan Bergerak mengaskan meno­lak People Power yang dise­butkan oleh sejumlah elit politik. Penolakan dilakukan dengan cara menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor KPU Jabar pada Selasa lalu.

Koorlap Aksi Ades Karyadi mengatakan, people power merupakan reaksi yang mun­cul akibat kubu pasangan capres-cawapres nomor urut 02 menganggap pemilu 2019 banyak kecurangan.

’’Tidak terima Pilpres dime­nangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf. Kubu 02 tidak percaya pada hasil quick count. Pasangan Prabowo-Sandiaga mendesak agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menghentikan reka­pitulasi suar,’’kata dia.

Selain itu, sejumlah per­nyataan kubu 02 mengingin­kan mendiskualifikasi pa­sangan Jokowi-Ma’ruf, dengan ancaman akan melaksanakan aksi people power. Padahal cara ini bertentangan dengan sistem perundangan yang berkaitan dengan pengaduan pelanggaran pemilu.

Istilah people power dan kedaulatan rakyat yang dilon­tarkan kubu Prabowo Subi­anto-Sandiaga Uno sebagai jargon politik. Istilah itu ben­tuk kegenitan politik elite yang dimaknai berlebihan.

’’Aksi people power tak me­representasikan penolakan masyarakat secara umum. Dengan kata lain, narasi itu menjadi kontraproduktif, ka­rena yang menolak people power juga adalah masyara­kat,’’ kata dia.

Lebih lanjut dia mengatakan, masyarakat perlu mengetahui bahwa revolusi hanya diara­hkan kepada dua hal. Pertama, kepada kaum penjajah untuk merebut kemerdekaan. Dan kedua, pernyataan tersebut diungkapkan kepada rezim yang otoriter dan diktator, di mana mayoritas masyarakat Indonesia sangat tidak me­nyukai pemerintahan tersebut.

Namun sebaliknya, gauangan people power kubu 02 syarat akan kepentingan-kepenting­an politik semata, bukan ber­dasarkan kehendak rakyat dan untuk rakyat. Gerakan people power bisa dilakukan jika memenuhi unsur-unsur se­perti krisis ekonomi dan pe­merintahan berjalan otoriter.

’’Kalo membandingkan se­ruan revolusi pada 1998. Hari ini, kita patut berbangga karena keberhasilan Indone­sia yang mampu mengambil alih kekayaan alam untuk di kelola secara mandiri, itu bukti nyata kinerja pemerin­tah,’’ pungkas dia. (yan)

Tinggalkan Balasan