Era Industri 4.0 Jadi Tantangan Semua Kalangan

CIMAHI – Harus diakui era industri 4.0. tidak dapat dihindari dan akan terus berkembang keseluruh profesi. Sehigga hal tersebut menjadi sebuah tantangan bagi semua unsur. Khususnya bagi generasi muda, pelajar, dan mahasiswa, tak terkecuali bagi mahasiswa yang sedang menimba ilmu di dunia kesehatan.

Hal tersebut diungkapkan, Vice President Hubungan dan Kerja Sama, STIKes Budi Luhur Cimahi, Sri Wahyuni disela-sela pelaksanaan Konferensi Internasional yang mengambil tema “Industry 4.0 : Smart Factory, Smart Worker”di Gedung Teknopark, Jalan Baros, Kota Cimahi, Jumat (20/9).

”Jadi kita harus berusaha bagaimana bisa menguasai ilmu kesehatan tapi dengan tidak melupakan kemampuan dalam bidang IT,” ungkap Sri.

Menurutnya, semua harus siap menghadapi era industri 4.0 termasuk para tenaga medis seperti bidan atau perawat. Sebab, ke depan dunia IT akan memegang peranan penting, sehingga ilmu-ilmu kesehatan juga harus dibarengi dengan kemampuan dalam teknologi informasi.

”Untuk menjawab tantangan ini dunia kampus sudah seharusnya mempersiapkan mahasiswanya agar bisa bersaing secara global. Salah satunya melalui penguatan skill bahasa asing, sehingga mereka menjadi tenaga kerja profesional,” terangnya.

Dia mengaku, salah satu upaya yang dilakukan pihak STIKes Budi Luhur Cimahi adalah dengan menjalankan program kerja perawat ke luar negeri yang bekerjasama dengan Filipina yang dimulai sejak 1 Maret 2011.

”Pada 2015 lulusan STIKes Budi Luhur mulai banyak diterima di Jepang, Turki, dan Arab Saudi, sebagai tenaga perawat profesional,” ucapnya.

Dia menyebutkan, setiap tahunnya STIKes Budi Luhur meluluskan 200 mahasiswa dan sekitar 10 persennya terserap bekerja ke luar negeri dan sisanya di dalam negeri.

”Itu menjadi hasil dari kerja keras kami yang menjadikan era Industri 4.0 sebagai motivasi positif dalam mendalami sumber keilmuan,” tandasnya.

Ditempat yang sama, Wali Kota Cimahi, Ajay Muhammad Priyatna yang hadir sebagai keynote speaker meminta, dunia kampus jangan hanya berorientasi pada profit. Tapi juga harus dipikirkan bagaimana agar lulusannya bisa berkarya dan berkontribusi mengimplementasikan ilmu yang didapat selama kuliah.

”Apalagi dengan tantangan Industri 4.0 dimana digitalisasi akan semakin dominan sehingga jangan sampai peran manusia tergantikan dan menambah angka pengangguran,” paparnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan