Enam Rumah Alami Kerusakan

NGAMPRAH– Sebanyak 6 rumah di sejumlah kecamatan di Kabupaten Bandung Barat mengalami kerusakan dampak dari gempa yang terjadi Jumat (2/8) sekitar pukul 19.10 WIB. “Ada 6 rumah yang rusak dan 1 di antaranya ambruk. Sejauh ini BPBD masih terus melakukan pendataan di setiap kecamatan, untuk korban jiwa tidak ada,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Barat Duddy Prabowo, Minggu (4/8).

Dia menyebutkan, rumah yang ambruk akibat gempa berkekuatan dengan magnitudo 6.9 milik Emi warga Kampung Blok Talang RT 02/ RW 03, Desa Sirnagalih. Kecamatan Cipeundeuy. “Penghuni rumah sudah dievakuasi ke tempat keluarganya. Gempa yang terjadi di Banten itu terasa ke beberapa rumah dan tim aparat kewilayahan sudah melakukan assessment untuk mendata kerusakan yang terdampak,” terangnya.

Sementara di Kampung Balekambang RT 04/RW 10, Desa Cirawamekar, Kecamatan Cipatat, gempa menimbulkan kerusakan sedang pada rumah milik Pendi. Rumah lainnya yang mengalami kerusakan terjadi di Kampung Perelas RT 03/RW10 Desa Budiharja Kecamatan Cililin dinding rumah milik Aruh yang dihuni 4 jiwa.

Sementara, di Kampung Nunuk RT 03/RW 02, Desa Cililin, Kecamatan Cililin gempa menyebabkan tiga rumah rusak, yaitu milik Anan yang dindingnya retak-retak, sebagian dapur rumah milik Juju jebol dan gonsol rumah Oji roboh.

Seperti diketahui, gempa yang berpusat di sekitar Banten tak berpengaruh pada aktivitas Gunung Tangkuban Parahu. Namun, pasca dibuka kembali pada 1 Agustus 2019, Taman Wisata Alam (TWA) Tangkuban Parahu kembali alami erupsi sebanyak delapan kali.

Hal itu berdasarkan keterangan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang mencatat terjadi erupsi sejak Kamis (1/8) malam hingga Jumat (2/8) sore.
Dipantau dari kamera Badan Geologi (vsi.esdm.go.id) di Kawah Ratu pada pukul 15.00 WIB, terlihat semburan asap dan abu vulkanik masih keluar dari mulut kawah.

Kepala PVMBG Kasbani mengatakan Gunung Tangkuban Parahu terus bergejolak melepaskan energi secara kontinyu. Dari rekaman seismogram di pos pemantauan Gunung Tangkuhan Perahu, goretan aktivitas vulkanik berada di rentang amplitudo 5-30 mm, bahkan sesekali overscale hingga 50 mm. “Erupsi pertama terjadi pada Kamis malam sekitar pukul 20.46 WIB, kemudian diikuti erupsi kecil pada dini hari. Sejak siang terjadi erupsi terus menerus,” kata Kasbani. (drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan