Djarum Foundation Ajak Mahasiswa Berpikir Kritis Terhadap Lingkungan Sekitar.

BANDUNG – Djarum Foundation kembali menyelenggarakan Writing Competition untuk mahasiswa berprestasi penerima program Djarum Beasiswa Plus 2018/2019.

Program yang berslogan “Bakti Pada Negeri” inipun mengajak mahasiswa untuk berani berpikir kritis terhadap permasalahan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia, serta menantang memberikan kontribusi positif sebagai solusi serta menuangkan gagasannya dalam bentuk esai.

Pada Writing Competiton kali ini, Djarum Foundation mengusung dua katagori karya tulis yaitu bidang Humaniora, Budaya dan Ilmu Politik serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek).

”Writing Competition merupakan salah satu upaya mempersiapkan Beswan Djarum sebagai pemimpin masa depan, yang tidak hanya cerdas dan berkarakter kuat, tetapi juga kritis dan kretif dalam mencari solusi dari berbagai persoalan yang terjadi di lingkungan sekitarnya,” Ucap Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Primadi H Serad, di Hotel Amaroossa, Jalan Aceh No 71 Bandung, Kamis (2/5).

Primadi menjelaskan, tahun ini animo para Beswan Djarum dalam mengikuti Writing Competition terbilang cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya. Tercatat 165 Beswan Djarum yang mendaftarkan karya tulisnya.

”Djarum Foundation sangat bangga dengan meningkatnya jumlah Beswan Djarum yang mengikuti kompetisi ini. Hal ini berarti, semakin banyak Beswan Djarum memiliki pemikiran yang kreatif, inovatif dan orisinal. Dan tentunya bersedia memberikan sumbangan pemikiran atas berbagai masalah terkini yang ada di masyarakat,” Jelasnya.

Ditempat yang sama, salah seorang wartawan senior dari Pikiran Rakyat yang juga sebagai juri dalam acara tersebut, Budhiana Kartawijaya merasa bangga dengan animo peserta Djarum Foundation yang cukup tinggi.

”Saya sangat senang sekali tahun ini peserta Djarum Foundation lebih banyak dibanding tahun lalu. Artinya mahasiswa kita sebetulnya bagus-bagus, mereka ingin belajar bagaimana memecahkan persoalan nasional,” Ujar Budhiana.

Menurutnya, dari 28 peserta yang kebanyakan menjawab persoalan isu lokal akan disaring menjadi 10 selanjutnya akan menjalani seleksi kembali untuk dipilih dan mendapat tiket ketingkat nasional.

”Kalau saya lihat materinya, saya optimis Bandung bisa menangditingkat Nasional. Perwakialan Humaniora dua dan Iptek dua,” tandasnya.

Salah seorang peserta, Petra Pradnja Paramita mengaku dalam kompetisi ini dirinya mengambil topik perbatasan. Sebab, hal itu sangat berhubungan dengan yang selama ini dipelajarinya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan