Dinkes : Laporkan Kalau Dijual, Obat Abate Gratis

SOREANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung memastikan tidak menjual atau bekerjasama dengan lembaga lain untuk melakukan penjual obat jentik nyamuk (abate) kepada masyarakat, apalagi sampai mendatangi ke setiap rumah.

Kepala Seksi P2PM Dinkes Agus Kukuh Satiana mengatakan, maraknya kasus Demam Berdarah (DBD) di Kabupaten Bandung dimanfaatkan sejumlah oknum untuk memperjual belikan abate. Menurutnya, menurut data kasus DBD hingga Juli 2019, terdapat 2.029 kasus dan 15 orang meninggal. Sedangkan pada tahun 2018 lalu, terdata ada 1.794 kasus dengan korban meninggal 11 orang.

” Meningkatnya kasus DBD di Kabupaten Bandung, dimanfaatkan sejumlah oknum tidak bertanggungjawab dengan mengatasnamakan Dinkes menjual obat abate. Kami tidak pernah menjual belikan, tapi memberikan abate secara percuma (Gratis). Obat yang kami berikan, tersedia di 62 Puskesmas, kalau masyarakat membutuhkan bisa minta langsung ke Puskesmas,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya di Soreang, Rabu (17/7).

Menurutnya, masyarakat diimbau berperan aktif untuk segera melaporkan dan menanyakan kepada oknum yang mengunjungi rumah untuk menawarkan obat abate. Selain melaporkan, masyarakat jangan sungkan meminta surat tugas, kalau mereka menjual nama Dinkes.

”Ketika ada yang menawarkan obat abate, kami minta masyarakat untuk melapor dan menanyakan kepada oknum tersebut terkait surat tugasnya. Apalagi menjual nama dinas kesehatan, karena untuk obat abate kami berikan kepada masyarakat secara gratis. Jika ada laporan bisa ditindaklanjuti darimana mereka mendapatkan obat tersebut dan yang terjual apakah asli atau pemalsuan,” katanya.

Agus menjelaskan, masyarakat jangan terkecoh dengan celotehan oknum yang mengatasanamakan dines dan menjual obat abate. Karena obat tersebut, diberikan secara gratis kepada masyarakat dan disediakan di setiap puskesmas. Ia merasa khawatir, kalau obat yang terjual adalah palsu sedangkan air yang akan dicampuri merupakan air konsumsi masyarakat.

”Kami imbau kepada semuam masyarakat yang membutuhkan obat abate, bisa meminta langsung. Di semua puskesmas, sudah tersedia. Laporkan kalau ada yang meminta uang, karena obat itu diberikan secara gratis,” akunya.

Menurut agus, selain pencegahan jentik dengan obat Abate, pihaknya gencar melakukan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (GSRSJ), untuk penanganan DBD harus dilakukan oleh lingkungan rumah setempat dalam memberantas tempat-tempat yang menjadi sarang jentik.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan