Di Maio

Anak muda ini lagi jadi pusat perhatian di Eropa. Umurnya baru 32 tahun. Jabatannya sudah wakil perdana menteri Italia.

Namanya Luigi Di Maio.

Lahirnya di kota kecil tidak jauh dari Napoli. Yang selalu saya ingat gangsternya. Puisinya. Karya Sitor Situmorang itu. Dan Maradona pernah lama merumput di sana.

Nama Di Maio kini jadi buah bibir di Eropa. Ada yang menganggapnya pahlawan muda. Yang bisa mengakhiri gonjang-ganjing politik Italia.

Ada juga yang menganggapnya batu sandungan. Yang selalu mengganjal proyek kereta api antar negara. Yakni dari kota Turino di Italia ke kota Lyon di Perancis. Yang harus menembus pegunungan Alphen. Yang bisa membuat perjalanan darat menjadi singkat. Dari enam jam ke dua jam.

Turino adalah kota industri utama di Italia utara. Yang juga ‘ibu kota’ sepakbola masa kini. Dengan klubnya Juventus. Yang baru saja bikin gempar dunia: memboyong Cristiano Ronaldo. Dari Real Madrid ke Juventus. Dan bikin tiga gol saat melawan Atletico Madrid dua hari lalu. Juventus pun lolos dramatis ke babak perempat final Liga Champions. Real Madrid tersungkur di 16 besar. Juga secara dramatik. Kalah di kandang sendiri. Oleh klub yang sudah lama tenggelam di Eropa: Ajax dari Amsterdam.

Lyon adalah kota terbesar kedua di Perancis. Yang menganggap jalur kereta api ke Turino sebagai suatu keharusan. Untuk terus menjadikan Lyon kota utama di Perancis Selatan.

Anak muda Italia itu keberatan. Di Maio adalah tokoh muda aliran baru. Yang mengutamakan keselamatan lingkungan. Termasuk lingkungan alami pegunungan. Tapi ia juga dikenal kurang mendukung bersatunya Eropa. Yang ia anggap merugikan Italia. Hanya lebih menguntungkan tetangga terdekatnya: Jerman di Utaranya dan Perancis di Barat dayanya. Terbukti ekonomi Italia kian terseok.

Saya suka memperhatikan ekonomi Italia. Sejak sering ke sana dulu. Selalu melakukan perjalanan dari kota ke kota. Ke semua wilayahnya. Di Utara maupun di selatannya.

Wilayah utara Italia adalah wilayah yang maju. Secara ekonomi dan teknologi. Turino, Milano, Verona, Genoa, Bologna, Florence dan sekitarnya. Penduduk mereka merasa sejajar dengan Jerman. Di banyak hal merasa di atasnya. Misalnya di perbankan. Di keju. Di dunia mode.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan