Densus 88 Terbang ke Filipina

JAKARTA – Tim Densus Antiteror Mabes Polri ke Filipina. Ini upaya pemerintah memastikandua WNI yang dituding sebagai pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral di Jolo. Provinsi Sulu, Filipina Selatan, pada 27 Januari 2019 lalu.

Ya, tim andalan Polri ini tidak sendiri. Tim akan terbang bersama, BIN, BNPT, dan perwakilan dari Kementerian Luarnegeri guna ikut dalam proses identifikasi yang dilakukan pihak kepolisian Filipina. ”Iya tim ini diterbangkan untuk identifikasi pelaku bom yang disebut-sebut berasal dari Indonesia,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Muhammad Iqbal, Selasa (5/2).

Menurut Iqbal, tim ini diharapkan bekerja maksimal dalam tugasnya untuk membantu proses identifikasi yang dilakukan polisi Filipina. Sehingga siapa pelaku bom bunuh diri disana dapat terungkap secara pasti.

”Intinya Indonesia membantu mengungkap walaupun sampai saat ini belum ada fakta yang mengkonfirmasi bahwa itu benar warga Indonesia,” jelas Iqbal.

Terpisah, Pengamat Terorisme Zaki Mubarok mengatakan, tuduhan Filipina WNI terlibat dalam kasus bom bunuh diri di Gereja Jolo itu bisa dikatakan benar dengan melihat banyaknya Jihadis asal Indonesia disana yang bergabung bersama kelompok Abu Sayaf atau faksi-faksi lainnya.

”Saya melihat tuduhan Filipina dengan keterlibatan WNI atas bom bunuh diri di Gereja Jolo itu sangat kuat dengan banyaknya warga Indonesia yang bergabung menjadi Jihadis di Filipina,” jelas Zaki saat dikonfirmasi Fajar Indonesia Network (FIN).

Adapun secara historis para Jihadis asal Indonesia cukup memiliki kedekatan dengan kelompok Teroris di Filipina, baik dari kelompok Abu Sayaf dan Faksi lainnya. ”Dan kita tahu pasokan kelompok dari Santoso yang saat ini dipimpin oleh Ali Kalora itu dapat paso­kan dari sana juga,” ungkapnya.

Adapun terkait aksi bom bunuh diri ini, kata dia, di­duga dilakukan oleh para Ji­hadis asal Indonesia yang awalnya ingin berjuang di Suriah dan bergabung dengan ISIS, namun dengan faktor kesulitan akses kesana akhir­nya mereka memilih berjihad di Filipina denga aksi tersebut.

”Saya melihat aksi ini dipicu oleh para pelaku teror (Jiha­dis, Red) yang tidak dapat bergabung ke Suriah, sehing­ga mereka pun beraksi di Filipina dengan bom bunuh diri yang dianggap bagian dari Jihad,” tutup Zaki.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan