Cawapres Adu Strategi, Pendidikan Dan Tenagakerja Jadi Perdebatan Sengit

JAKARTA – Pada Debat ketiga yang menghadirkan Calon Wakil Presiden, Isu Tenaga Kerja Indonesia dan pendidikan menjadi perdebatan  yang menarik. Bahkan, Cawapres 02 Sandiaga Uno berani mengatakan bahwa di luar negeri saat ini mulai kalah bersaing diakibatkan kualitas yang dinilai belum memenuhi standar daya saing industri internasional.

Menanggapi hal tersebut, Calon Wakil Presiden (Cawapres) 01, Maruf Amin mengaku pihaknya telah memiliki beberapa solusi bilamana dirinya bersama Jokowi terpilih menjadi pemimpin negara Republik Indonesia nanti.

Lanjut, Maruf memaparkan program yang dimaksud dirinya tersebut salah satunya ialah dengan melakukan revitalisasi pembinaan sumber daya manusia (SDM) baik terapan maupun di dunia pendidikan.

“Bila terpilih, baik akademisi ataupun pelajar dan publik akan dilakukan peningkatan kualitas daya saing sesuai dengan standar dunia usaha dan dunia industri (Didu-red) yang sedang dibutuhkan saat ini, ” kata Ma’ruf dalam debat di Senayan, Jakarta, Minggu (17/3).

Selain itu, Dirinya juga mengaku akan meningkatkan pendidikan dan pelatihan di Balai Latihan dengan bersinergi dengan BUMN yang tersedia sehingga dapat melakukan penerapan kualitas tenaga kerja sesuai dengan kebutugan pasar dunia.

“Jadi semua disergikan dan untuk perlindungan tenaga kerja migran tentunya kami perhatikan karena jelas arah pemerintah saat ini adalah yang awalnya hanya memikirkan terkait penempatan saat ini telah berfokus untuk memberikan perlindungan,” pungkasnya.

Kendati begitu Sandiaga Uno mengatakan, bilamana terpilih pihaknya telah mempersiapkan solusi. Salah satu bukti nyatanya ialah Rumah Siap Kerja yang baru baru ini diresmikan.

“Rumah siap kerja yang baru diresmikan oleh Prabowo-Sandiaga adalah bukti konkrit untuk mempersiapkan SDM Indonesia lebih maju serta memiliki daya saing di masyarakat” kata Sandi.

Politikus asal Partai Gerindra ini menilai, saat ini stadar kurikulum pendidikan di Indonesia dengan relevansi kebutuhan padar sudah tidak sesuai dan harus dilakukan sejumlah perubahan.

“Kurikulum kita terlalu berat maka dari itu, bilamana terpilih kami akan mengubah menjadi uji bakat dan peminatan agar lebih terfokus dan memiliki satu pembinaan agar memiliki komptensi sesuai daya saing yang ada saat ini,” terang Sandi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan