Cabuli 17 Anak, Abang Terancam 15 Tahun Penjara

CISARUA – Polres Cimahi bersama Polsek Cisarua terus mendalami kasus predator anak dengan tersangka Sahwan Nasution (29) alias Abang. Sebab, kepolisian menduga korban aksi cabul dari tersang­ka lebih dari 17 anak.

Hal itu ditegaskan Kapolres Cimahi AKBP M Yoris Mau­lana Yusuf Marzuki dalam gelar perkara kasus penca­bulan di Mapolsek Cisarua, Jalan Kolonel Masturi Kabu­paten Bandung Barat (KBB), Selasa (24/12).

Menurut Yoris, pengakuan tersangka yang hanya men­cabuli 17 siswa sangat dira­gukan dan butuh pendalaman lagi. Apalagi, kata dia, kelaku­an bejat tersangka sudah dilakukan sejak pertengahan tahun 2017. Artinya, sudah sekitar dua tahun predator itu beraksi.

”Keterangan ini masih kota sangsikan. Kalau menurut kami ini korban bisa lebih banyak dari 17, bisa mencapai  puluhan karena ini dilakukan hampir setiap minggu oleh pelaku ini. Yang terakhir peng­akuannya seminggu lalu,” ungkap Yoris.

Selanjutnya, kata Yoris, pihak kepolisian bersama Komisi Perlindungana Anak Indone­sia Daerah (KPAID) KBB akan bersama-sama menemui pi­hak sekolah, orang tua dan korban untuk memberikan pembinaan.

Sebab, kata dia, dikhawatir­kan dari aksi bejat terdangka itu menimbulkan trauma mendalam bagi para korban. Terlebih korban yang sudah terdata laki-laki masih beru­sia 10-12 tahun yang masih duduk di bangku kelas IV-VI Sekolah Dasar (SD).

”Kami beserta KPAI akan turun untuk mencari korban lain untuk dapat dilakukan penyembuhan mental baik psikis atau truma mental,” jelas Yoris.

Ditempat yang sama, Wakil Ketua KPAI Bandung Barat, Prihatin Mulyanti mengapre­siasi kerja cepat kepolisian yang langsung mengamankan pelaku yang telah melakukan pencabulan terhadap belasan anak sekolah dasar.

”Begitu menerima laporan, polisi langsung mendatangi sekolah dan meminta kete­rangan beberapa saksi dan mengamankan pelaku. Kami berterima kasih atas respon cepat polisi karena jika pelaku tidak segera diproses, bisa timbul korban lainnya,” ucap Prihatin.

Menurut dia, temuan kasus ini diharapkan menjadi pe­lajaran bagi semua khususnya orangtua dan guru agar lebih ketat lagi mengawasi pergau­lan anaknya.

”Sebab, kasus-kasus seper­ti ini sebagian besar dilaku­kan orang dekat atau yang sudah dikenal oleh korban,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan