Bupati Tekankan Pentingnya Kedisiplinan Apel bagi ASN

NGAMPRAH – Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna mengingatkan para Aparatur Sipil Negara (ASN) agar mengutamakan kedisipilinan soal kehadiran pada saat apel pagi.

“Salah satu tolak ukur kesadaran diri yang paling nampak adalah tingkat kehadiran dalam setiap apel pagi, sehingga berpengaruh pada tingkat kedisiplinan, meskipun masih banyak hal lain yang bisa dijadikan ukuran,” kata Aa Umbara ketika bertindak sebagai Pembina Apel Hari Kesadaran Nasional Tingkat Kabu Bandung Barat (KBB), Senin (16/9).

Setiap pelaksanaan apel pagi, menurutnya bukan hanya sebuah rutinitas semata, tetapi sebagai motivasi untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat agar mampu mengelola berbagai dinamika sosial secara arif dan bijaksana.

Sebagai anggota Korpri, seluruh ASN dituntut bisa menjalankan tiga peranan, yakni sebagai abdi negara, abdi masyarakat dan abdi pemerintah. Sehingga harus bisa bergerak dengan seluruh komponen dan stakeholder lainnya dalam wujudkan cita-cita bangsa.

Menjelang satu tahun masa kepemimpinannya bersama Hengki Kurniawan, Aa Umbara berharap seluruh ASN KBB lebih meningkatkan kesadaran dirinya dalam menjalankan seluruh tugas pokok dan fungsinya sebagai anggota Korpri.

Sebelumnya, Aa Umbara juga melakukan evaluasi besar-besaran terhadap kinerja para pejabat menjelang kepemimpinan satu tahun pasangan AKUR (Aa Umbara Sutisna dan Hengki Kurniawan) yang jatuh pada 20 September 2019 mendatang. Evaluasi dilakukan dengan mengumpulkan jajaran kepala dinas/kepala badan/kepala bagian di Ruang Rapat Kantor Bupati belum lama ini.

“Saya minta seluruh SKPD untuk membuat laporan prestasi dan program kerja yang sedang berjalan atau belum terlaksana sama sekali. Sebelum tanggal 20, maksimal tanggal 16 semua laporan harus sudah masuk dari masing-masing SKPD. Saya juga tahu, ada memang SKPD yang sama sekali belum melakukan prestasi, makanya saya minta laporan sebagai bahan evaluasi,” katanya.

Menurut Aa Umbara, untuk mewujudkan visi AKUR dengan jargon Bandung Barat Lumpat tak hanya cukup dengan kehadiran apel serta absensi, namun harus didukung juga dengan optimalisasi kinerja. “Kedisiplinan waktu dan kinerja juga harus dilakukan. Termasuk kita harus mampu bersama-sama untuk menggali potensi yang ada dengan jargon lumpat dan jargon sagala boga sagala aya (segala punya segala ada),” tandasnya. (drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan