BPBD Tetapkan Status Siaga Bencana

SOREANG – Jelang musim penghujan, beberapa wilayah di Kabupaten Bandung dinyatakan darurat bencana. Untuk meminimalisir terjadinya bencana, pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) mebangun kolam retensi dan melakukan normalisasi draenase.

Kepala Dinas PUTR Kabupaten Bandung Agus Nuria mengatakan, pihaknya saat ini tengah membebaskan lahan untuk pembangunan kolam retensi guna mengurangi dampak banjir. ”Sebagai upaya pemerintah dalam penangan bencana di Kabupaten Bandung, kami sudah melakukan pembangunan kolam retensi dan normalisasi draenase,” kata Agus saat menjadi Narasumber ngawangkong bari ngopi yang digagas humas Sekda Kabupaten Bandung, Jumat (12/12).

Menurutnya, selain kolam retensi sebagai solusi jangka panjang, Agus menegaskan bahwa pihaknya pun telah membenahi saluran drainase dan irigasi. Dengan saluran yang baik, ia berharap dampak banjir tidak akan begitu parah.

”Kami ada 10 UPTD dan semua terus membenahi dan menormalisasi drainase. Mudah-mudahan bisa ikut mengurangi dampak banjir, karena tanpa sampah dan sedimentasi, saluran bisa lancar mengalirkan air hujan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Hendra Hidayat menjelaskan, Sebanyak 25 atau hampir 81 persen dari total 31 kecamatan di Kabupaten Bandung dinyatakan rawan terhadap potensi longsor. Sementara itu 19 (61 persen) kecamatan dinyatakan rawan banjir dan 5 kecamatan rawan angin kencang. ”Oleh karena itu kami menetapkan status siaga darurat bencana mulai 13 Desember 2019 hingga 31 Mei 2020 mendatang,” jelasnya.

Hendra menambahkan, potensi banjir dan longsor menjadi prioritas terbesar dalam status siaga darurat bencana tersebut. Terlebih untuk tiga kecamatan yang menjadi langganan banjir genangan yaitu Baleendah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang.

”Selain tiga kecamatan itu, belasan kecamatan lain juga berpotensi banjir bandang. Namun banjir bandang biasanya datang tanpa bisa diprediksi tetapi cepat surut,” tuturnya.

Sementara untuk potensi longsor, atensi terbesar diberikan pada wilayah hulu sungai dan anak sungai seperti Pangalengan, Kertasari, Ciwidey, Rancabali. Namun sejumlah wilayah lain yang memiliki kontur pegunungan juga tetap diwaspadai potensinya.

Untuk angin kencang, Hendra melansir potensi masih diwaspadai di Rancaekek yang notabene pernah diterjang beberapa waktu lalu. Selain itu Pangalengan juga mendapat perhatian setelah angin kencang yang menumbangkan puluhan pohon besar belum lama ini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan