JAKARTA – Adanya beberapa daerah di Indonesia yang belum menerima logistik Pemilu 2019. Sehingga, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) menilai Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah lalai menyiapkan kontestasi demokrasi.
Anggota Bawaslu RI Divisi Penyelesaian Sengketa Rahmat Bagja mengatakan, ada sejumlah aduan dari berbagai wilayah seperti di Maluku, Papua lantaran ada keterlambatan logistik. Bahkan, di Gowa ditemukan surat suara tercoblos terlebih dahulu.
’’Sungguh terlalu KPU saat pesta demokrasi seperti saat ini masih ditemukan kendala seperti ini,’’ kata Bagja kepada wartawan. (17/4).
Selain itu, kesalahan sistem pemilu terjadi di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua. Sejumlah TPS direkomendasikan menggelar pemungutan suara ulang (PSU) karena menggunakan sistem noken atau pemilihan suara mengikuti kepala adat.
’’Tiga kampung, lima TPS kemungkinan PSU karena menggunakan sistem noken, padahal di Amsat tidak diberlakukan sistem noken dan tidak sesuai dengan peraturan. Bahkan, di sembilan distrik di Kabupaten Yakume, pemilu juga harus ditunda akibat logistik belum sampai,’’kata dia.
Terpisah, menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon mengaku sangat menyayangkan peristiwa terganggunya proses pemilu terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Dia menilai, tidak setuju bahwa hasil hitung cepat menjadi patokan hasil dari kontestasi demokrasi di Indonesia ini.
pihaknya mengambil sikap enggan mengkomentari hasil sejumlah quickcount yang sudah terpublikasikan di beberapa media massa.
“Dari realcount , barusan yang saya telepon ke BPN kita masih 53 persen dan itu dibuktikan tentu dari laporan laporan struktur di TPS dengan fotonya. Sehingga terlalu dini bilamana hasil hitung cepat menjadi patokan dari hasil pemilu,” Kata Fadli.
Wakil Ketua DPR RI ini optimis pihaknya unggul dalam pilpres 2019. Sebab, hasil realcount belum tentu menjadi acuan final dikarenakan masih ditemukan sejumlah pelanggaran yang akan masuk pada proses sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
“Kita akan bertumpu kepada realitas, sejauh ini kami masih sangat optimis dari hasil dan tentu di situ ada kasus-kasus di berbagai daerah yang kita tahu juga laporan-laporan ada yang sudah tercoblos di sejumlah TPS. BPN tentu akan melakukan satu akumulasi persoalan-persoalan itu dan langkah selanjutnya akan ditentukan dan kami masih melihat dari realcount yang sedang berjalan,” tandasnya. (frs/fin)