BANDUNG – Program Barata (Bandung Rasana Nyata) akan menjadi inovasi yang dimiliki Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung memasuki 2019 ini. Sehingga, akan menjadi andalan pariwisata kota Bandung.
Kepala Bidang Produk Seni Budaya Disbudpar Kota Bandung, Sigit Iskandar mengatakan, saat ini ada sekitar 650 lingkung seni. Namun, baru 20 persen saja diperdayakan. Sehingga, perlu diberdayakan kembali.
” tapi untuk pelaksanaannya harus terstruktur, konsisten dan masif, tidak harus besar,” kata Sigit kepada wartawan kemarin. (7/2).
Dia menilai, Barata ini, akan memberikan edukasi dan tampilan dengan melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah. Sehingga, penampilan karya seni dapat diapresiasi dan diikuti oleh para siswa.
Selain itu, penampilan seni akan dilaksanakan di bandara, hotel, dan mal-mal akan terus ditingkatkan baik dari sisi kuantitas maupun kualitas tampilan.
’’Saya sangat berterima kasih kepada pihak hotel, restoran, Mall-mall yang sudah ikut mensukseskan program barata ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut Sigit menegaskan, torehan prestasi Kegiatan masif yang sudah dilakukan dan bahkan tercatat dalam rekor muri, seperti penampilan 7000 orang menari jaipongan di car free day Dago dan 1500 lengser ambu, jadi acuan untuk diselenggarakan kegiatan lain yang bersifat kolosal dan diharapkan menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Bandung.
Sigit menambahkan, target dari program Barata ini adalah melestarikan seni dan budaya serta menjadikan daya tarik sehingga berimbas pada peningkatkan kunjungan wisatawan. Bahkan, sejak diluncurkan, program ini sudah berhasil memberdayakan 80 persen lingkung seni yang ada di Kota Bandung.
’’Diharapkan, seniman dan lingkung seni di Kota Bandung terus mempromosikan diri dan tampil menarik sehingga bisa menarik wisatawan untuk datang ke Kota Bandung,” pungkas dia. (bbs/yan)