Antisipasi Kesehatan Hewan Qurban, Siapkan Tim Pengawas

 
SOREANG – Untuk mengantisipasi adanya hewan hewan sakit jelang hari raya Iduladha mendatang, Pemerintah Kabupaten Bandung melalui dinas pertanian akan menerjunkan puluhan tenaga pemeriksa pada awal Juli 2019.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung A.Tisna Umbaran mengatakan, mengingat hasil evaluasi pada tahun 2018 masih ditemukan beberapa organ hewan yang tidak layak komsumsi saat penyembelihan hewan quban dibeberapa lokasi.

“Hasil evaluasi dan pengawasan saat penyembelihan hewan qurban tahun lalu, masih banyak ditemukan organ hewan yang tidak layak komsumsi. Oleh karena itu, tahun sekarang kami akan lebih meningkatkan pengawasan dengan menerjunkan tim pengawas dan pemeriksa hewan,” kata Tisna saat ditemui di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu.

Menurut Tisna, selama pengawasan masa penyembelihan hewan qurban tahun 2018 lalu. Tenaga pengawas lapangan banyak menemukan hewan tidak layak, mengingat hal tersebut. Tahun sekarang, pihaknya akan meningkatkan pengawasa kepada peternak dan penjual hewan qurban di semua wilayah di Kabupaten Bandung.

“Sudah menyiapkan 60 orang pengawas inti dan dibantun dengan para penyuluh lapangan dari setiap wilayah. Mereka akan menjadi beberapa tim dan bertugas untuk mengawasi dan memeriksa hewan qurban,” akunya.

Lebih lanjut Tisna menjelaskan, untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat jelang Iduladha. Tim pelayanan kesehatan hewan dari Dinas Pertanian yang akan diterjunkan Juli mendatang, akan menyisir semua kelompok hewan ternak yang biasa menjual hewan qurban.

“Menurut data, ada sekitar 70 kelompok ternak yang biasa menjual hewan qurban. Semua tim pengawas dan pelayanan kesehatan hewan akan menyisir dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan memberikan pemeriksaan dan penyuluhan bagaimana tata cara menjaga kesehatan hewan, khususnya hewan yang akan dijual pada IdulAdha,” tuturnya.

Tisna menambahkan, setiap tahun masa Iduladha pasokan hewan qurban masih didominasi hewan dari luar kalau pasokan dari peternak lokal sekitar 25-30 persen. Oleh karena itu, pihaknya akan meningkatkan pengawasan kepada hewan qurban yang masuk dari luar daerah.

“Masyarakat yang melaksanakan qurban lebih trend pada hewan sapi. Oleh sebab itu, mulai tahun 2017. Kita lebih memberikan bantuan bentuk pakan dan  kesehatan, sehingga pada musim para peternak akan mendapatkan untung,” pungkasnya. (rus)

Tinggalkan Balasan