Anggaran Logistik BPBD Belum Ideal

CIMAHI – Meski memang berdasarkan tingkat kerawanan bencana nasional, Kota Cimahi masuk dalam kategori kerawanan bencana sedang. Namun untuk penyediaan logistik dengan anggaran yang hanya sebesar Rp 150 juta per tahun dinilai masih kurang ideal.

Pasalnya, dengan jumlah tersebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) harus menyediakan logistik kebutuhan dasar seperti makanan kaleng, obat-obatan, selimut, terpal, maupun peralatan kebersihan yang memang harga barang barang tersebut saat ini terus mengalami kenaikan.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Cimahi, Emir Faisal mengatakan, selain bicara tentang kesiagaan dan kedaruratan, saat ini
Paradigma penanggulangan bencana sudah kearah preventif dengan berbagai cara yang dilakukan oleh seksi cegah siaga.

”Untuk seksi kedaruratan dan logistik, kami selalu melakukan piket siaga bencana selama 24 jam kita punya SOP sendiri jadi ketika menerima laporan dalam SOP-nya 15 menit kemudian kita sudah assesmen ke lapangan,” kata Emir, di Komplek Perkantoran Pemkot Cimahi, Jalan Demang Hardjakusuma, Rabu (27/3).

Menurut Emir, setiap waktu pihaknya harus siap baik secara personil maupun logistik. Sehingga saat kondisidarurat dan jika memang ada hal-hal yang tidak diharapkan pihaknya bisa segera menyalurkan bantuan.

”Tentu kita salurkan sesuai dengan aturan yang ada,” ujarnya.

Terkait personil yang ada saat ini, dia mengaku, memang BPBD Cimahi hingga sekarang masih kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM), namun menurutnya, kekurangan itu tidak hanya di Cimahi saja, tetapi hampir disemua daerah masih kekurangan personil.

”Selama ini kita coba siasati dengan personil yang ada dibantu oleh elemen masyarakat lain,” ucapnya.

Kendati demikian, khusus di Cimahi untuk penanggulangan bencana di 2018 sudah terakomodasi dengan baik. Terlebih dengan keluarnya Peraturan Daerah (Perda) nomor 3 tahun 2018 tentang penanggulangan bencana ditambah beberapa kegiatan lain diseksi cegah siaga.

”Bencana yang sering terjadi di Cimahi biasanya berupa banjir, longsor, kebakaran, kekeringan, serta sesekali diterjang puting beliung. Dengan anggaran yang kurang ideal mau tidak mau kita harus manfaatkan anggaran yang ada sebaik mungkin,” terangnya.

Sebelum memberikan bantuan, lanjutnya, pihak BPBD harus melakukan assesment terlebihdahulu dan setelah ada hasil, maka pihaknya baru melakukan inventarisir kebutuhan yang diperlukan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan