Alun-alun Situraja Mulai Ditata

SITURAJA – Penataan alun-alun, merupakan salahsatu upaya mensejahterakan para pedagang yang ada di areal alun-alun. Dan alun-alun juga, merupakan identitas salahsatu wilayah. Dengan begitu, warga dari luar wilayah biasanya menjadikan alun-alun sebagai patokan untuk menentukan alamat.

Oleh sebab itu, alun-alun harus terawat dan higienis. Meski di dalamnya, ada para pedagang kaki lima (PKL), semaksimal mungkin harus ditata dengan rapi.

Camat Situraja, Sutisna menyebutkan, pihaknya siap untuk memfasilitasi para pedagang dengan penataan alun-alun tersebut. Sebab dengan kondisi alun-alun yang bersih dan tertata, itu menjadi daya tarik masyarakat untuk menjadikan alun-alun sebagai sarana untuk melakukan berbagai aktivitas santai.

“Alun-alun ini masuk ke dua wilayah, yaitu Desa Situraja dan Situraja Utara. Jadi untuk para pedagang sudah dibentuk komunitas masing-masing desa. Namun, kami sebagai pihak kecamatan siap mendukung penataan alun-alun ini,” katanya saat diwawancarai di sekitar Alun-alun Situraja, kemarin (25/2).

Dalam hal ini, pihaknya menilai, para pedagang di alun-alun sudah mulai bisa diarahkan. Bahkan mereka, sangat disiplin dalam berjualan. Hal itu dibuktikan, dengan hasil monitor Camat Situraja bersama jajarannya, tidak nampak sampah selembarpun yang tergelatak di alun-alun.

“Kami lihat tidak ada sampah plastik selembarpun, kecuali dedaunan yang jatuh dari pohon. Itu tandanya, mereka (PKL) sudah paham bagaimana caranya membuat konsumen nyaman berada di alun-alun,” sebutnya.

Dia menyebutkan, dengan terjaganya lingkungan alun-alun dari sampah, maka hal itu akan jadi nilai plus dari masyarakat. “Kebersihan itu modal utama untuk menarik minat masyarakat,” katanya.

Kedepannya, para pedagang alun-alun juga akan memakai tenda yang seragam dengan warna yang beragam. Hal itu, bisa menambah keindahan tempat tersebut. “Kedepannya, tenda tempat jualan mereka akan dikonsep sebagus mungkin,” katanya.

Namun, meski alun-alun tersebut dijadikan tempat jualan, para pedagang sudah komitmen, saat alun-alun tersebut akan dijadikan tempat untuk kegiatan, maka para pedagang akan libur berjualan di alun-alun. “Ya kalau alun-alunnya mau dipakai untuk berbagai macam kegiatan, mereka siap libur. Makanya tendanya itu sistem bongkar pasang,” tukasnya. (eri)

Tinggalkan Balasan