Alokasikan Rp 1,3 M untuk Buku

NGAMPRAH– Dinas Per­pustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Bandung Barat akan menyalurkan ban­tuan sejumlah rak dan buku senilai total Rp 1,3 miliar untuk sudut baca di 54 Kam­pung Keluarga Berencana di Bandung Barat.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Ka­bupaten Bandung Barat, Euis Suryati menyebutkan, bantuan tersebut kini telah selesai dilelangkan. “Pekan depan, bantuan akan didist­ribusikan ke sejumlah kam­pung KB oleh pemenang lelang,” ujarnya di Ngamprah, Kamis (25/4/2019).

Menurut Euis, sejumlah bantuan tersebut masing-masing berupa 500 buku beserta raknya. Buku-buku yang disalurkan berisi baca­an-bacaan yang sebagian besar menunjang program KB. Namun, ada juga buku-buku lainnya, seperti keteram­pilan, agama, dan fiksi.

Bantuan sejumlah buku ini merupakan yang pertama kalinya disalurkan melalui Dinas Kearsipan dan Perpus­takaan Daerah berdasarkan hasil musrenbang. “Di setiap kampung KB memang harus ada pojok baca, sehingga kami melengkapinya dengan bantuan sarana dan pra­sarana,” tuturnya.

Euis mengungkapkan, ban­tuan sejumlah buku tersebut diharapkan tak hanya mening­katkan minat baca masyara­kat. Namun, juga bisa mendo­rong mereka untuk mengua­sai keterampilan yang pada akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan mereka.

“Saat ini, perpustakaan jangan hanya dijadikan tem­pat membaca. Namun, juga harus dijadikan tempat ber­kegiatan yang bisa mengasah keterampilan. Dan saat ini pun, sudah banyak produk-produk yang dihasilkan warga, berbekal ilmu dari membaca,” katanya.

Dia menambahkan, pi­haknya terus mendorong peningkatan minat baca ma­syarakat dengan mendukung sarana dan prasarananya. Di antaranya, dengan mendiri­kan perpustakaan desa. Dari 165 desa, saat ini sudah ada 80 desa yang replikasi perpustakaan desa.

“Artinya, mereka sudah menjadikan perpustakaan desa sebagai tempat berak­tivitas untuk pengembangan diri, bukan hanya membaca lalu selesai,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kelu­arga Berencana KBB Asep Wahyu mengungkapkan, saat ini hampir semua desa sudah memiliki kampung KB. Pro­gram Kampung KB melibat­kan berbagai instansi ter­kait. Sasarannya, tak hanya untuk menekan laju pertum­buhan penduduk, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. (drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan