Waspadai DBD di Musim Hujan

CIMAHI– Sejak Januari hingga Oktober 2018, jumlah kasus DBD sudah mencapai 216 kasus, bahkan, dua diantaranya meninggal dunia.

Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, dr. Romi Abdurakhman mengatakan, kasus DBD yang tercatat itu tersebar di semua kelurahan se-Kota Cimahi.

“Kasus DBD tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu memang tidak ada perubahan. Justru kita harus jaga terus jangan sampai meningkat. Jadinya masyarakat yang harus meningkatkan kewaspadaan,” kata Romi saat dihubungi, kemarin (7/11).

Dia menuturkan, DBD merupakan virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Virus tersebut akan masuk ke aliran darah manusia melalui gigitan nyamuk. Penularan virus dengue terjadi bila seseorang yang terinfeksi digigit nyamuk perantara.

“Penyakit itu dapat menyerang siapa saja dan kapan saja. Karena keberadaan nyamuk juga ditentukan oleh lingkungan kesehatan yang tidak sehat dan tidak bersih,” ujarnya.

Pada umumnya, gejala DBD yang menyerang seseorang ditandai oleh naiknya suhu tubuh menjadi sangat tinggi, sakit kepala, nyeri sendi, dan nyeri otot. Dalam level parah, gejala demam berdarah bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan kelenjar getah bening, muntah darah, keluarnya darah pada gusi dan hidung, sulit bernafas, serta pembengkakan organ hati yang menyebabkan nyeri perut.

“Jika ada gejala seperti itu, segeralah periksakan ke dokter biar cepat ditangani. Masyarakat mesti melakukan pencegahan, sebelum ada kasus tambahan,” bebernya.

Nyamuk pembawa virus Demam Berdarah Dangue (DBD), Aedes aegypti sangat menyukai curah hujan, seperti yang terjadi di Kota Cimahi belakangan ini. Pasalnya, nyamuk itu akan berkembang biak pada genangan air.

Untuk itu, Dinas Kesehatan Kota Cimahi mengimbau masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) mengunakan metode 3M plus. Yakni Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat penampungan air, dan Memanfaatkan kembali barang bekas yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat perkembangbiakan nyamuk.

“Adapun plusnya adalah segala bentuk kegiatan pencegahan, seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air,” jelasnya. (ziz/yan).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan