Warga Ciptakan Alat Pendeteksi Gempa

NGAMPRAH– Warga Kampung Hegarmanah RT 02/01, Desa Nyenang, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat membuat inovasi teknologi yang mampu pendeteksi gempa. Apalagi, Bandung Barat dikenal dengan sesar Lembang yang bisa mengancam terjadinya gempa bumi. 

Agus Obrek,43, berupaya menciptakan produk inovatif pendeteksi gempa tersebut. Alat yang diberi nama Shake Detector Lini Bell ini mampu mendeteksi dan mengeluarkan bunyi ketika ada guncangan. “Alat ini mampu mendeteksi adanya getaran dengan sensitivitas terendah 2 skala richter. Kami ingin berinovasi dengan teknologi pendeteksi gempa ini,” katanya saat ditemui di sela kegiatan Teknologi Tepat Guna Tingkat Provinsi Jawa Barat dan KBB di Lapangan Kecamatan Cipeundeuy, baru-baru ini. 
Dia memandang, produknya dapat mendeteksi kejadian bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Alat ini juga bisa mendeteksi atau menjaga rumah dari ancaman pencuri dengan mengeluarkan bunyi saat timbul getaran atau adanya sentuhan.

Dirinya mulai mencoba bereksperimen membuat alat ini pada 2009 pascagempa besar yang terjadi di Tasikmalaya saat malam hari. Kemudian dikembangkan dan disempurnakan lagi pada tahun 2012. Awalnya, dengan membuat alat pendeteksi gempa berbahan dasar kayu, lalu kini mulai dimodifikasi kembali dengan menggunakan bahan dasar plastik yang berukuran sekitar 10×15 sentimeter. 

Alat pendeteksi gempa dengan menggunakan tenaga dua batu baterai 9 volt ini, ketika ada guncangan akibat efek gempa langsung berbunyi dengan power out suara 5 watt. Ukurannya yang kecil memungkinkan alat ini bisa ditempelkan atau digantung di dinding. Sensitivitasnya yang tinggi membuat alat ini cukup hanya dipasang satu unit dengan coverage area seluruh ruangan rumah.
“Saya belum produksi massal alat ini karena masih sulit untuk pemasarannya. Tapi kalau ada yang minat beli, nilainya dihargai Rp175 ribu/unit,” sebutnya. 

Menurutnya, pembuatan satu alat pendeteksi gempa memakan waktu satu hingga dua hari. Untuk mendapatkan bahan baku alat pendeteksi ini, dia sengaja datang ke Kota Bandung untuk mencarinya sekaligus mencari bahan-bahan elektronik. Ini dikarenakan kesehariannya yang berprofesi sebagai seorang penjual jasa servis elektronik. “Selama ini saya sering terkendala masalah bahan yang sebagian ada yang diproduksi dari luar,” keluhnya. 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan