Tolak TPAS Leuwigajah Diaktifkan

CIMAHI – Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Leuwigajah rencana akan diaktifkan kemabali oleh Pemerintahan Kota Cimahi (Pemkot Cimahi). Sebab, selama ini untuk pengelolaan sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mengaku kesulitan dengan keterbatasan lahan.

Sekretaris DLH Kota Cimahi, Ade Ruhiyat mengatakan, mengaktifkan kembali TPAS Luwigajah adalah solusi untuk mengatasi permasalahan sampaj kota Cimahi yang selama ini masih di buang di TPAS Sarimukti.

Namun, agar peristiwa longsor yang pernah terjadi di TPAS tidak terulang lagi, pihaknya akan memperbaiki sistem pengelolaannya. Sehingga, tidak akan berdampak kepada lingkungan maupun warga.

’’ Jadi rencana diaktifkan lagi pembuangan akhir sampah di Leuwigajah untuk memanfaatkan lahan yang ada,’’ jelas Ade ketika kepada wartawan kemarin (22/2)

Kendati begitu, dia mengakui keinginan tersebut sulit terwujud. Sebab, masyarakat di sekita TPAS melakukan penolakan. Apalagi, sebagian lahan disitu berstatus quo, kewenangannya ada di tiga wilayah yakni Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

Terpisah, salah seorang warga di sekitar TPAS Luwigajah, Asep Abas mengatakan, dengan diaktifkannya kembali lahan seluas 70 hektar tersebut menjadi TPAS akan menyebabkan lingkungan menjadi tidak sehat kemabali.
Selain itu, efek negatif lainnya adalah penilaian dari orang lain yang menganggap bahwa, Kampung Adat Cireundeu identik sebagai tempat sampah.

’’Selama 20 tahun, kami merasa seperti tidak memiliki jatidiri karena, kampung ini dikenal dengan tempat pembuangan sampah,’’ ujarnya.

Bahkan, lanjutnya, selama itu pula warga harus direpotkan ketika mereka hendak bepergian keluar rumah. Bagaimana tidak, aroma sampah yang melekat di tubuh maupun pakaian, menjadikan warga minder saat akan melakukan aktifitas di luar kampung.

“Dulu kalau mau ke kota harus bawa baju dua. Karena bau sampahnya nempel. Kalau tidak bawa baju ganti, orang lain disekitar kita pasti mencium bau tidak sedap,” ucapnya.

Tidak hanya itu, pihaknya juga menilai, terjadinya longsor TPA Leuwigajah itu akibat ulah manusia yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Ditambah lagi, sistem pengelolaan yang tidak benar.

“Sampah terus ditumpuk tanpa mengingat dampak apa yang akan terjadi di lingkungan sekitar. Apakah peristiwa itu belum cukup untuk menyadarkan manusia,” tutup dia (zis/yan)

Tinggalkan Balasan