Tiga Kali Aspal Mengelupas

CIMAHI – Untuk ketiga kali­nya aspal di ruas Jalan Mahar Martanegara mengelupas. Pengelupasan terjadi disaat hujan lebat yang mengaki­batkan banjir akibat luapan sungai Ciputri. Terbaru, aspal yang belum berusia sebulan itu kembali mengelupas pada Senin (4/12).

Ketika dikonfirmasi soal pengelupasan aspal tersebut, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Cimahi, Wilman Sugiansyah, mengakui pengelupasan bisa terus terjadi selama musim hujan. Sebab, arus air yang meluap kejalan sangat kuat. Sehingga lapisan perekat aspal terangkat, karena memang sudah banyak rekahan di aspal jalan tersebut.

”Kalau melihat kondisinya, bisa saja setiap arus deras ini kemungkinan akan ada peng­elupasan meskipun sedikit,” ujar Wilman saat dihubungi, kemarin (4/12).

Soal upaya perbaikan, Wil­man mengungkapkan, jika perbaikan akan sia-sia jika dilakukan pada musim hujan, sebab kondisi jalan yang di­perbaiki bisa langsung rusak kembali.

”Sepertinya tidak akan dip­erbaikin saat musim hujan, karena percuma nanti bisa mengelupas lagi. Paling pen­ting kami membersihkan sisa pengelupasannya,” ungkapnya.

Wilman mengaku, saat ini pihaknya belum mengetahui berapa panjang dan lebar pengelupasan yang terjadi kemarin. Kondisi terakhir, pengelupasan aspal sepanjang 150 meter dengan lebar 4,5 meter dan ketebalan 5 cm.

”Untuk panjang dan luas area yang mengelupas terbaru masih kita inventarisir terus,” bebernya.

Disinggung mengenai respon pengembang, yakni CV. Tri Manunggal Karya, Wilman menuturkan pengembang merasa kaget mendapati kon­disi yang terjadi. Namun de­mikian pengembang siap bertanggung jawab atas ke­jadian tersebut.

”Sampai saat ini kami masih berkomunikasi, karena me­reka masih punya waktu atau masa pemeliharaan jalan,” jelasnya.

Mengenai kemungkinan blacklist bagi pengembang, dia menegaskan hal tersebut belum terpikirkan sebab ke­jadian pengelupasan aspal karena faktor alam.

”Kita belum ada rencana melakukan blacklist peng­embang, karena pengelupasan ini kan murni akibat kondisi alam yang ekstrem. Belum ada indikasi pengembang melakukan kecurangan. Kita masih menunggu hasil uji lab campuran aspalnya juga,” pungkasnya. (ziz/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan