Terjunkan 23 Kolonel, Siap Tindak Pembuang Limbah ke Sungai Citarum

BANDUNG – Kodam III/ Siliwangi menerjunkan se­banyak 23 prajurit berpang­kat kolonel untuk menjadi Komandan Sektor (Dan­sektor) yang tersebar di aliran sungai mulai dari hulu sampai hilir Citarum. Dansektor tersebut bertu­gas untuk memperbaiki sekaligus memantau setiap sektor sungai sebagai upaya menyukseskan program revitalisasi Citarum Harum.

Kapendam III/Siliwangi, Kolonel ARH MD Ariyanto mengatakan, saat ini sejum­lah Dansektor tersebut su­dah disebar di 23 sektor sungai Citarum untuk be­kerja sesuai dengan tugas dan wilayahnya masing-masing.

”Masyarakat juga bisa turut berperan dalam men­gharumkan kembali Sung­ai Citarum. Kontribusinya, dengan melaporkan jika melihat ada dugaan tindak pencemaran sungai,” tutur Ariyanto kepada Jabar Eks­pres, kemarin (29/1).

Selain itu, jika masyarakat menemukan ada indikasi keterlibatan anggota TNI dalam pencemaran sungai Citarum, maka pihaknya tidak akan segan memberi­kan sanksi serta melakukan proses penegakan hukum.

”Sanksi terberat lebih dari satu tahun (penjara) diikuti dengan pemecatan,” tegasnya.

Dikatakan Ariyanto, untuk mempermudah komuni­kasi antara masyarakat dengan Dansektor, Kodam III/Siliwangi secara ter­buka membagikan nama Dansektor lengkap beserta nomor telepon dan wilayah tugasnya masing-masing.

”Silakan menyampaikan melalui saluran tersebut. Kalau melalui media so­sial bisa langsung ke media sosial Kodam III Siliwangi baik di Twitter, Facebook, Instagram maupun media sosial lain,” urainya.

Di sisi lain, tim survei Citarum Harum berhasil menemukan beberapa perusahaan yang diduga dengan sengaja mem­buang limbah industri secara langsung ke anak sungai mau­pun sungai Citarum.

Survei lokasi dilakukan tim gabungan yang terdiri dari unsur TNI/Polri, Dinas Ling­kungan Hidup (DLH) dan juga pegiat lingkungan dengan cara menyisir aliran sungai Citarum sejak 17 sampai 23 Januari 2018.

Ariyanto mengungkapkan, rata-rata perusahaan yang diduga membuang limbah melakukan aksinya pada pu­kul 22.00 atau lebih. Hal ter­sebut diduga sengaja dilaku­kan untuk menghindari pan­tauan dari masyarakat yang berada di sekitar perusahaan.

”Kita temukan secara real, secara langsung tanggal 17 sampai tanggal 23 (Januari) kita menemukan ada 31 pabrik yang membuang limbah,” kata Ariayanto.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan