Tempat Schwarzenegger Telanjang

Sebagai homebase industri film terbesar di dunia, Los Angeles punya ratusan tempat yang pernah menjadi lokasi syuting. Salah satu yang paling populer di kalangan filmmaker adalah Griffith Park. Wartawan Jawa Pos Retna Christa berkesempatan mengunjunginya pekan lalu.

PADA 2015 Griffith Park menempati peringkat tertinggi lokasi yang paling sering dijadikan tempat syuting di Los Angeles. Baik film maupun televisi. Selama 2014 saja, tercatat ada 322 film dan serial TV yang gambarnya diambil di taman tersebut. Itu berdasar data FilmLA Inc, lembaga nonprofit yang mencatat perizinan produksi sinema.

Data tersebut klop dengan sejarahnya. Sejak produksi film mulai booming pada dekade 1950-an, taman yang terletak di lereng timur Pegunungan Santa Monica itu sering dijadikan lokasi syuting film box office. Misalnya, Rebel Without a Cause, film keluaran 1955 yang dibintangi American heart-throb kala itu, James Dean.

Griffith Observatory, observatorium yang berada di tengah taman, tak hanya menjadi lokasi syuting, tapi juga setting kejadian dalam film. Saking ikoniknya film itu, di salah satu sudut halaman didirikan monumen Dean setinggi 2 meter.

Griffith Observatory juga menjadi setting film Terminator (1984). Tepatnya ketika cyborg pembunuh T-800 (diperankan Arnold Schwarzenegger yang lagi kekar-kekarnya) baru tiba dari masa depan. Tanpa baju, dia berjalan dari arah halaman observatorium, lalu memandang Los Angeles dari ketinggian, mencari John Connor.

Karya baru yang mengambil setting di kawasan Griffith Park adalah film cantik nomine Oscar tahun lalu, La La Land. Judul terakhir itulah yang paling bikin kepingin main ke sana.

Tak sulit menuju Griffith Park. Dari perempatan Los Feliz Boulevard (yang sering dianggap sebagai pintu masuk ke Griffith Park), kita bisa naik semacam shuttle DASH yang disediakan operator Ladot. Ambil jurusan Observatory. Ongkosnya sangat murah, hanya 50 sen atau setara Rp 6.800. Kita sudah bisa menjangkau berbagai bagian Griffith Park via satu-satunya jalur aspal di sana, Mount Hollywood Drive.

Ketika bus baru beberapa menit meninggalkan Los Feliz, sudah ada beberapa turis yang turun di perhentian pertama. Mereka mengenakan T-shirt, celana kargo, dan topi. Memanggul ransel berukuran sedang, botol air minum siap di tangan. ’’Mereka mau hiking. Ini jalur trekking yang populer,’’ kata Manuel, driver DASH, yang sudah hafal dengan setiap karakter pengunjung taman.

Tinggalkan Balasan