Target Turunkan Angka Stunting, Puskesmas Wajib Jemput Bola

BANDUNG – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mendorong puskesmas agar lebih aktif memberikan penyuluhan kepada masyarakat terkait bahayanya penyakit stunting atau gizi buruk. Terlebih lagi, banyak pemicu yang membuat seorang anak menderita stunting.

Hal inilah yang kemudian digemakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam memperingati Hari Gizi Nasional (HGN) ke-58. HGN tahun ini menitikberatikan pada tema ”Membangun Gizi Menuju Bangsa Sehat dan Berprestasi” dan sub tema ”Mewujudkan Kemandirian Keluarga dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Untuk Pencegahan Stunting”.

”Slogan yang kita kedepankan adalah Bersama Keluarga Kita Jaga 1.000 HPK,” tegas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dr Dodo Suhendar usai upacara di Halaman Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Jalan Pasteur, Kota Bandung kemarin (25/1).

Dodo menerangkan, HGN ke-58 diisi dengan bekerja bersama dalam upaya perbaikan gizi masyarakat. Khususnya pencegahan stunting.

Dia menegaskan, perlu peran dan tanggung jawab untuk mendukung terwujudnya keluarga mandiri dalam upaya pencegahan stunting. ”Dengan kata lain, perlu koordinasi antar sektor yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah, dunia usaha, masyarakat umum dan lainnya,” ungkapnya.

”Tujuannya, percepatan angka penurunan prevalensi stunting. Kami berupaya penurunan ini di merata di Jawa Barat,” tuturnya.

Saat ini, terang Dodo, status gizi hasil pemantauan 2017,  Jawa Barat memiliki angka sebesar 29,2 persen. Hal tersebut menunjukkan masalah kesehatan masyarakat masih di atas batas ambang.

”Upaya perbaikan gizi masyarakat termasuk stunting harus didukung oleh berbagai  komponen masyarakat. Sebab, gizi bukan hanya masalah kesehatan, tetapi menyangkut pembangunan bangsa,” sebutnya.

Untuk menekan pertumbuhan stunting, kata dia, Dinkes Jabar membuat strategi dengan mengubah puskesmas yang tadinya masif menunggu pasien, sekarang mereka diharuskan mendatangi warga kemudian memberika edukasi kepada mereka.

”Apakan airnya layak pakai, atau tempatnya kumuh, kebiasaannya seperti apa. Sehingga kita bisa menekan pertumbuhan stunting lebih dini,” terang Dodo.

Jelas Dodo, ada 100 kabupaten/kota di Jabar masuk dalam prioritas intervensi stunting. Di antaranya Bogor, Sukabumi, Garut, Tasikmalaya, Cirebon, Kuningan, Sumedang, Subang, Bandung, KBB, Indramayu, dan Karawang.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan