Tak Lama Pecah Rekor karena Jauh ke Masa Emas

Indonesia terhenyak. Sprinter tanah air Lalu Muhammad Zohri menjadi yang tercepat nomor 100 meter putra, di kejuaraan dunia Atletik U-20 2018 di Tampere, Finlandia. Membukukan waktu 10,18 detik di usia 18 tahun.

Eriek Taopik, Bandung.

 

Suryo Agung Wibowo
Suryo Agung Wibowo

SURYO Agung Wibowo senang bukan kepalang. Kini, dia merasa bukan satu-satunya atlet tercepat se-Asia Tenggara asal Indonesia. Meski, dia sempat khawatir. Sudah usia purna, tapi belum ada penerus.

Suryo ingat betul berhak atas medali emas nomor lari 100 meter SEA Games 2009 di Laos. Dengan catatan waktu 10,17 detik. Membuatnya dinobatkan sebagai manusia jet di Asia Tenggara. Rekor itu pun belum bisa dipecahkan oleh para sprinter ASEAN hingga sekarang.

”Saya senang. Bangga atletik Indonesia bisa bersinar di kancah dunia. Bangga sekali ada penerus sprinter dari Indonesia,” kata Suryo yang dihubungi Jabar Ekspres via telepon, kemarin (12/7).
Pria kelahiran Surakarta, 8 September 1983 mengatakan, torehan waktu yang dibuat Lalu Muhammad Zohri sangat bagus. Selisih kurang dari satu detik dengan dirinya. Dia sendiri memecahkan rekor itu di usia emas: 26 tahun. Tidak mungkin naik lagi.

Data itu dia pastikan sendiri dari hasil penelitian International Association of Athletics Federations (IAAF).
Sementara rekor yang dipecahkan oleh Zohri, ditorehkan di usia 18. ”Masih jauh ke masa emas. Tidak perlu waktu lama lagi untuk bisa memecahkan rekor yang saya pernah torehkan,” papar dia yang tinggal sejak 2008 hingga kini di Bintaro, Jakarta Selatan.

Suryo langsung terima kabar progres dari Zohri. Februari 2018 lalu, dia masih ingat torehan waktu Zohri 10,25 detik. ”Dan di Finlandia, Juli 2018, mencatatkan rekor 10,18 detik. Progresnya luar biasa. Dengan catatan, fokus,” jelas dia.

Dia menilai, banyak atlet berpotensi namun tidak mempertimbangan banyak faktor. Misal, berlatih tidak seusai dengan faktor usia. Tidak melatih tenaga. Penyempuraan teknik lari. Frekuensi latihan dan lain-lain.

”Termasuk pendampingan sport science yang bagus pasti berpengaruh besar,” jelas dia lagi. Suryo juga mewanti, faktor makanan dan gizi karena juga berdampak besar pada semua atlet.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan