Sulap Limbah Jadi Lebih Manfaat

Siapa sangka limbah baglog (media tanam) jamur tiram bisa menjadi barang yang bermanfaat dan menghasilkan uang. Itu setelah Dua pelajar dari SMA Negeri 1 Cisarua menyulapnya menjadi sebuah kerajinan yang unik. Bagaimana ceritanya berikut liputannya.

 NIZAR AL FADILAH, Cisarua 

ADALAH Esti Andriani, pelajar yang baru berusia 17 tahun di SMA Negeri 1 Cisarua dan rekannya Safira Aprilia Safitri, 16 tahun. Merasa terganggu dengan menumpuknya limbah baglog.

Sebagai informasi di kawasan Cisarua ini, memang banyak terdapat para pengusaha jamur tiram. Dan setelah panen, baglog jamur tersebut dibuang begitu saja. Tidak dimanfaatkan lagi.

Melihat kondisi itu, dua srikandi Cisarua yang nanti akan mengikuti kegiatan Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) 2018 yang diadakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di Yogyakarta itu, berpikir keras untuk mencari solusi tumpukan limbah baglog.

Beberkal ilmu pengetahuain dari pelajaran di sekolahnya, lewat ekstrakurikuler Stundent Company (SC). Mereka pun melakukan penelitian ringan, dengan mengambil sampel baglog.

Bukan hal mudah untuk menemukan ide, bagaimana agar limbah tersebut dapat bermanfaat kembali. Mereka berpikir, setelah mendapatkan sampel baglog, akan dijadikan apa? Yang memiliki manfaat banyak tetapi dibutuhkan oleh masyarakat, terutama di lingkungannya.

”Kita saat itu ambil limbah baglog itu. Kita olah dan berpikir bisa jadi apa ya? Dan ternyata petani juga butuh media tanam lagi, jadi enggak perlu beli-beli lagi,” tutur Safira.

Setelah terpikir ide untuk membuat media tanam lagi, mereka pun berinovasi dengan menambahkan langsung pupuk di dalam pot tersebut.

”Jadi di dalam potnya, kita sudah kasih pupuk organik didalamnya. Tinggal tanam dan siram-siram aja,” tutur Esti menimpal.

Hasil limbah itu menjadi produk kerajinan bernama Powerwood, sebuah pot yang ramah lingkungan.

”Jadi Powerwood ini dibuat dari limbah media tanam jamur, soalnya banyak banget di daerah Cisarua yang menanam jamur tiram dan media tanamnya pasti langsung dibuang dan menumpuk di pinggir jalan,” kata Safira saat ditemui baru-baru ini di SMAN 1 Cisarua.

Pembuatan pot tersebut melewati empat tahap. Pertama, proses pengadonan bahan dasar yang terdiri dari baglog jamur, pupuk organik dan semen, sebagai perekat. Setelah itu dilakukan proses mencetakan pot di ruang produksi yang fasilitasnya sudah dimiliki oleh SMAN 1 Cisarua.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan