Silabud Tunjukkan Keragaman Budaya Nusantara

JELANG senja, satu persatu santri pondok pesantren Suryalaya memadati lapangan kampus Dua pondok pesantren yang ada di Desa Tanjungkerta kecamatan Pager Ageung kabupaten Tasikmalaya. Kehadiran mereka untuk menikmati persembahan Coklat Kita “Silaturahmi Budaya (Silabud)”.

Tidak hanya santri warga sekitar pun turut antusias menikmati serangkaian kegiatan yang sudah dimulai sejak pagi (11/2). Meski sempat diguyur hujan beberapa saat, semua yang hadir tetap tertib menikmati apa yang disuguhkan Coklat Kita.

Silbud di Ponpes Suryalaya menunjukkan keragaman seni budaya Nusantara serta dakwah jadi alasan awal dari diadakannya acara tersebut. Selepas salat Isya, Silabud kembali berkumandang dengan ditandai tausiah dari Dr. Zastrow. Inti tausiahnya dia mengatakan Silabud merupakan bentuk dakwah seni agar masyarakat bisa memahami keberagaman cara berdakwah. ”Begini cara kami berdakwah mengikuti para wali terdahulu,” jelas Dr. Zastrow, ketua Lembaga Seni Muslim Indonesia-Lesbumi.

Dengan berlangsungnya acara tersebut dia berharap akan menjadi satu jalan untuk mempererat persatuan dan kesatuan dari Islam Nusantara yang kaya dengan keberagaman.

Usai tausiah, telent lokal asal pesantren Suryalaya Irfan menyanyikan lagu “Janji” yang dipopulerkan Once. Dilanjutkan performa lainya seperti pementasan musik religi dari kelompok musik etnik Ki Ageng Ganjur, dan penampilan dari pengisi acara seperti Budi Cilok, Iman Jimbot, Sarah Saputri, dan Jaka PW.

Perwakilan Coklat Kita Pusat Sigit Prasetyo Wibowo menyebutkan, kenapa harus ada Silabud. Sebut dia hal itu lantaran Coklat Kita sudah puluhan tahun lalu menjadi bagian dari warga Jawa Barat. Sehingga muncul satu kegiatan namanaya Silaturahmi Budaya. ”Makna dari silaturahmi itu banyak arti,” ujar Sigit.

Tak hanya di Jawa Barat, Coklat Kita sudah mengunjungi Banda Aceh, 2013 lalu. Berlanjut 2014 acara ini kembali diselenggarakan di Aceh, tahun 2015 di Lombok, 2016 di Pekalongan, hingga tahun 2017 berlanjut ke Jawa Barat yaitu di Kabupaten Bandung, Cicalengka, hingga Cianjur.

”Ini titik pertama di Tahuj 2018, dan kita juga akan berkunjung di kota- kota yang ada di Jawa Barat, dan juga di Jawa Tengah. Karena kita memang sudah menjadi bagaian dari masyarakat Indonesia,” terangnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan