Siapkan Satu Hektar untuk Tanaman Stevia

NGAMPRAH– Perhutani KPH Bandung Utara me­nyiapkan lahan seluas 1 hektare dengan kontur tanah yang lebih datar untuk men­dukung penuh tim riset Uni­versitas Padjajaran (Unpad) dalam mengembangkan tanaman stevia di wilayah Bandung Utara.

Sebab, keberadaan tanaman yang dapat menjadi bahan baku pengganti gula rendah kalori ini bisa menekan per­tumbuhan gulma yang sering­kali membuat tanaman kopi menurun produktivitasnya. Hal itu diungkapkan Admi­nistratur (Adm) Perhutani KPH Bandung Utara Komaru­din di Lembang, kemarin.

“Tentu kami sangat mendu­kung dan mengapresiasi penuh terkait riset dan pembudi­dayaan stevia. Sebab seba­gian besar kawasan di KPH Bandung Utara adalah hutan lindung sehingga pemanfaa­tannya masih terbatas dan yang diperbolehkan adalah dari hasil hutan bukan kayu,” ungkapnya.

Dia mengakui, selama ini telah membuat program pe­libatan masyarakat dengan penanaman di bawah tegakan dengan jenis pohon kopi. Tapi, kendala panennya satu tahun sekali, sehingga di an­tara masa panen dan pena­naman harus ada hasil jang­ka pendek yang menguntung­kan secara ekonomi bagi masyarakat. Diharapkan hasil riset soal pemanfaatan tanaman stevia ini bisa men­jadi solusi peningkatan kese­jahteraan masyarakat di se­kitar hutan.

Curah hujan tinggi dan kon­tur tanah yang relatif subur di kawasan Bandung Utara diyakini bisa membuat stevia tumbuh dengan baik. Di sisi lain, pertumbuhan gulma di bawah kopi juga sangat cepat sehingga mengganggu pro­duktivitas kopi dan butuh tenaga dari petani untuk pemeliharaan dan pember­sihan gulma.

Kehadiran Stevia sebagai tanaman bawah selain tana­man pokok kehutanan dan kopi sebagai tanaman perdu bisa membuat petani berse­mangat dalam menjaga lahan.

“Stevia nilai ekonomisnya bagus, menjanjikan, pro­duknya ada, dan industri pengolahnya juga ada. Jadi ketika menanam stevia oto­matis petani juga menjaga tanaman kopi dari serangan gulma. Apalagi memanen stevia adalah dengan memo­tong daun sekitar 10 cm di atas tanah, jadi tidak merusak kontur tanah,” sebutnya.

Menurutnya, jika uji coba ini berhasil maka pihaknya siap menyiapkan lahan selu­as 1 hektare dengan kontur tanah yang lebih datar. Pera­watan stevia juga relatif mu­dah karena tidak ada pengo­lahan tanah intensif beda dengan tanaman sayuran. Sistem mulsa juga tidak me­makai plastik, tapi meman­faatkan bahan di alam se­peti dari dedaunan, sehingga ketika dedaunannya mem­busuk bisa menjadi pupuk organik dan membuat tanah lebih subur.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan