Siapa Lebih Unggul?

JAKARTA – Selain menyorot Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto, Pemilihan Presiden 2019 juga menimbang bandingkan Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno. Khususnya, ihwal konsep ekonomi yang bakal mereka terapkan jika terpilih menjadi Wakil Presiden RI periode 2019-2021. Mengingat, kondisi ekonomi Indonesia beberapa tahun kebelakang dinilai sedang tidak dalam performa apiknya.

Bahkan, Sosiolog dari Universitas Indonesia, Ricardi S Adnan menyatakan, dipasangnya  Ma’ruf dan Sandi yang dinilai piawai dalam bidang ekonomi adalah salah satu strategi sosial yang dilancarkan masing-masing kandidat Pemilihan Presiden 2019. Selain tentunya, dibalik keterpengaruhan lain yang dimiliki kedua sosok tersebut di masyarakat.

”Petahana memilih Maruf Amin karena mempertimbangkan isu ‘Islam tertindas oleh rezim’ dan kondisi ekonomi kita dalam 1-2 tahun yang kian memprihatinkan,” ujarnya saat dihubungi pewarta, Jakarta, pada Selasa (14/8).

Sedangkan dipilihnya Sandiaga Uno mendampingi Prabowo Subianto, untuk menyaingi di bidang ekonomi dan keterwakilan generasi milenial. ”Kartu yang dimainkan adalah untuk menyelesaikan masalah ekonomi sekaligus figur yang mewakili generasi anak muda,” ucapnya.

Namun demikian, meski sama-sama memiliki latar belakang ilmu ekonomi, ada sejumlah perbedaan menonjol dari sisi wawasan dan pengalaman, antara Ma’ruf dan Sandi dalam bidang ekonomi.

”Kan harus berkaca pada data ya, data 4 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi kita hanya 5 persenan saja, sehingga butuh akselerasi. Nah akselerasi itu kan butuh memang salah satunya pengalaman. Saya rasa dari sisi itu pak Sandi lebih unggul,” ujar Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listiyanto mengkonfirmasi.

”Namun demikian, gagasan ekonomi Islam dan keumatan Ma’ruf juga dinilai penting. kalau ekonomi keumatan dan kemudian itu ekonomi Islam, arahnya berbeda, karena dia anti bunga, itu juga penting,” kata Eko.

Sandiaga juga dinilai mengungguli Ma’ruf dari segi mendatangkan investasi untuk Indonesia. Ia dianggap ideal, karena pebisnis dan paham soal investasi. ”Karena objeknya sudah memang praktiknya di dunia usaha,” sebutnya.

Adapun Ma’ruf, bisa memanfaatkan konsep ekonomi keumatan yang mendorong sektor Usaha Mikro, Kecil.dan Menengah (UMKM). ”Kita nggak tahu, masyarakat bawah kan juga bukan investor gede gede. Itu mungkin punya peluang penting. Kalau memang nanti pak Jokowi dengan timnya bisa menyodorkan platfrom ekonomi keumatan yang bisa dorong sektor UMKM, dan lain lain itu punya nilai plus kepada pasangan ini,” tambahnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan