Shalat Sebagai Parameter Keberhasilan Pendidikan

SABTU, 14 April 2018, bertepatan dengan 27 Rajab 1439 H adalah hari libur nasional dalam rangka Isro Mi’raj. Peristiwa maha penting dalam perjalanan sejarah islam itu ditandai dengan turunnya kewajiban shalat sebagai rukun islam yang kedua. Dalam islam, shalat menjadi salah satu tiang utama dari lima penopang agama karena posisinya yang sangat penting dan fundamental setelah syahadat. Salah satu hadits menegaskan bahwa shalat adalah tiang agama, barangsiapa yang mendirikannya maka dia sudah menegakkan agama. Dan barang siapa yang meninggalkannya maka sungguh dia sudah menghancurkan  agama. Khalifah Umar bin Khaattab mengatakan bahwa tidak disebut muslim bagi orang yang meninggalkan shalat.

Sebagai sarana berkomunikasi langsung seorang hamba dengan Rabnya, shalat merupakan ibadah yang detail dan khusus yang harus dilaksanakan seperti  yang diajarkan Rasulullah SAW. Maka barangsiapa yang melakukan shalat tidak sesuai dengan apa yang sudah nabi ajarkan, maka shalatnya tertolak. Begitupun dari segi waktu pelaksanaannya, shalat merupakan kewajiban yang sudah ditentukan waktu pelaksanaannya. Kecuali dalam keadaan darurat yang diperbolehkan untuk melakukan jamak dan shalat dalam keadaan khusus.

Keutamaan shalat lainnya adalah bahwa shalat itu sebagai ibadah yang bisa mencegah orang yang mengerjakannya dari perbuatan keji dan munkar. Sungguh sebuah output positif yang akan memberikan keamanan dan kenyamanan dalam kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, shalat memegang peranan penting dalam menciptakan suasana masyarakat yang adil, damai dan sejahtera. Dalam hal ini, shalat bisa menjadi parameter ke sholehan pribadi dan masyarakat. Dalam artian seseorang yang senantiasa menjaga shalatnya dengan penuh kedisiplinan, mulai dari waktu pelaksanaannya yang diawal waktu, berjamaah dimasjid dan sesuai dengan kaifiyat yang diajarkan nabi serta khusyu dalam melaksanakannya. Maka hasil shalatnya akan tercermin dalam sikap dan kepribadian orang tersebut dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Begitu pentingnya shalat dalam ajaran islam, ancaman bagi orang yang  meninggalkannya amatlah berat. Allah menyediakan neraka Saqor, khusus untuk orang-orang yang meninggalkan shalat. Jangankan meninggalkan, yang lalai dalam melaksanakan shalat pun Allah persiapkan neraka Wail. Lalai dalam artian melalaikan waktu pelaksanaan shalat dan lalai pada saat melaksanakan shalat, tidak khusyu. Seperti yang nabi saksikan dalam peristiwa Mi’rajnya, beliau  melihat seseorang yang senantiasa memukul-mukul kepalanya sendiri sampai berdarah-darah yang ternyata ketika ditanyakan kepada malaikat bahwa itu adalah balasan bagi orang yang senantiasa melaksanakan shalat di akhir waktu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan