Setelah Pede, Lalu Agresif

SAKHIR – Kepercayaan diri McLaren berangsur pulih setelah performa ciamik di seri pembuka Formula 1 2018 di Australia. Pada seri berikutnya di Bahrain 6-8 April, skuat Woking tersebut berambisi tampil lebih agresif.

Di GP Australia McLaren mencatat hasil terbaiksejak musim terakhir. Bintang mereka Fernando Alonso mengakhiri lomba di posisi kelima. Sementara rekan satu timnya Stoffel Vandoorne finis di urutan sembilan. Dari seri pertama saja, McLaren sudah berhasil mengumpulkan 12 poin yang sangat berharga untuk klasemen konstruktor.

Terakhir kali, McLaren mencatat hasil lebih baik di Australia ketika musim 2014 saat masih menggunakan mesin Mercedes, yakni finis 2-3. Dengan finis kelima itu artinya, Alonso hanya kalah dari pembalap Ferrari, Mercedes, dan Red Bull. Berbekal hasil bagus di Melbourne McLaren ingin melaju lebih kencang di Bahrain. Itu tergambar dari komposisi pemilihan ban yang bakal mereka pakai.

Dari semua tim peserta, McLaren paling agresif. Baik Alonso dan Stoffel Vandoorne memutuskan menyetok sembilan set ban paling lunak supersoft. Ditambah tiga set soft, dan hanya satu medium. Tidak ada pembalap atau tim lain yang seagresif itu. Tim-tim papan tengah seperti Renault, Haas dan Force India paling banyak menumpuk delapan set ban berpelipit merah.

Ban supersoft adalah pilihan paling lunak dengan karakter cepat. Seperti Lewis Hamilton di Australia Minggu lalu, Alonso dan Vandoorne kemungkinan besar akan memburu hasil kualifikasi lebih baik. Di Melbourne, Alonso dan Vandoorne harus start dari posisi 10-11 secara berurutan.

GP Bahrain akan menjadi balapan pertama musim ini dimana ban medium akan digunakan. Di Australia, ban paling keras adalah soft. ”Bahrain itu berbeda,” ucap Bos Pirelli F1 Mario Isola dilansir Motorsport. ”Lebih panas dan dibutuhkan traksi lebih besar. Jadi biasanya degradasi ban belakang akan lebih parah. Itu sebabnya kami memutuskan menurunkan ban mediun, soft, dan supersoft,” lanjutnya.

Isola memprediksi Sirkuit Sakhir akan menjadi ujian lebih berat bagi Pirelli dibandingkan dengan Barcelona (uji coba pra musim) dan Melbourne. Tahun lalu, di Bahrain, dengan menyediakan ban yang satu tingkat lebih keras tim-tim peserta menggunakan strategi yang relatif variatif, Yakni antara 1-2 pit stop. Dengan memasang ban lebih lunak tahun ini, Pirelli berharap bisa menciptakan balapan dengan minimal dua kali pit. ”Atau lebih dari dua stop,” harap Isola. Dengan begitu, balapan bakal lebih seru dengan perang strategi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan