Sembuhkan Ganguan Mental dengan Literasi

SOREANG – Membaca ternyata dijadikan salah-satu metode bagi Yayasan Bumi Kaheman untuk menyembuhkan ganguan jiwa.

Bunda Literasi Kabupaten Bandung Hj. Kurnia Agustina mengapresiasi, yayasan ini sebagai tempat Rumah Rehabilitasi Mental untuk menolong masyarakat yang mengalami gangguan jiwa, eks. penyalahgunaan Napza.

Menurutnya, penyembuhan dilakukan dengan proses terencana dan bertahap di antaranya dilakukan dengan cara seperti membaca buku, mendongeng, menulis puisi bahkan menulis cerita, ungkapan perasaan. Sehingga pasien dapat sembuh dan kembali kemasyarakat.

“Metoda ini sangat efektif sebagai terapi penyembuhan mental pasien. mereka rasakan, apa yang diinginkan bahkan harapan mereka saat itu bisa tersampaikan,’’kata Kurnia ketika ditemui kemarin. (15/8).

Dia menilai, yayasan ini selalu konsisten untuk ikut membangun SDM masyarakat, sekalipun mengalami gangguan mental agar bisa disembuhkan dan bisa hidup normal.

Kurnia mengatakan, penderita gangguan jiwa mempunyai kedududkan hak, kewajiban, dan peran yang sama dengan masyarakat Indonesia lainnya, namun untuk mewujudkan hak dan kesamaan kedudukan itu, diperlukan beberapa upaya terencana dan kepedulian bersama.

Menurutnya, mereka bukan orang yang sakit tetapi manusia yang punya kelebihan dari tuhan melalui beberapa ujian. Kehadiran Bumi Kaheman sebagai Rumah Rehabilitasi Mental untuk menolong masyarakat yang mengalami gangguan mental sangat membantu.

Untuk itu, Bersama Dispusip, para pegiat literasi dan beberapa relawan juga sangat berkontribusi dalam mendamping penyembuhan.

“Saya sangat mendukung, metode ini juga untuk diaplikasikan dalam keluarga. Membaca buku itu asyik, selain menambah pengetahuan, interaktif sesama anggota keluarga juga bisa terjalin baik, dibandingkan dengan bermain gawai,” imbunya.

Sementara itu, pengiat literasi Elis Ratna Suminar menganggap buku adalah sahabat berkarya terbaik. Dia menyebutkan, metode literasi yang digunakan sebagai terapi penyembuhan, sudah berhasil membuat pasien kembali menjalani kehidupan normal.

“Di Bumi Kaheman, saya bersama para tenaga professional lainnya, melakukan terapi dengan pendekatan bio psiko sosial spiritual. Di panti ini kita juga melakukan pendekatan kekeluargaan kepada klien atau home care system. Mereka itu patut dikasihi, diakui dan diberikan motivasi terus menerus sehingga bisa diterima saat kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat,” ujar Elis.

Tinggalkan Balasan