Seleksi 135 Startup Berbasis Teknologi

BOGOR – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menaruh perhatian kepada perusahaan pemula (startup) berbasis teknologi. Tahun ini bakal dijaring 135 startup untuk diberi suntikan dana hingga Rp 300 juta. Supaya bisa berkembang dan menjadi perusahaan pemula mandiri dan berkualitas.

Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) Ditjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Retno Sumekar mengatakan pendaftaran program pendanaan startup cukup besar. Dia menuturkan ada 850 proposal dari startup yang melamar. Namun kuotanya dibatasi sebanyak 135 usaha saja. ’’Menerima bantuan dana maksimal Rp 300 juta,’’ katanya di sela rapat kerja Ditjen Penguatan Inovasi di Bogor kemarin (1/2).

Retno menuturkan usulan proposan startup sudah semakin menyebar. Tercatat pengirim proposan tersebar di 19 provinsi dengan beargam inovasi. Dia mengatakan startup yang berbasis teknologi bakal menerima pendanaan maksimal Rp 100 juta. Sedangkan startup yang memproduksi alat atau pangan, khususnya makanan atau herbal, bakal mendapatkan kucuran lebih besar. Sebab danya diperlukan untuk pengurusan perizinan.

Ada beberapa kriteria teknis usulan startup itu. Seperti CEO startup tidak boleh dari unsur dosen atau peneliti PNS. Kemudia usia maksimalnya 40 tahun. ’’Ada mahasiswa baru lulus jadi CEO nya,’’ tuturnya. Dari seluruh startup yang terjaring bakal dipilih lagi 15 terbaik untuk dikirim ke United Kingdom (UK). Di sana mereka akan diajari supaya lebih berkembang.

Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe mendorong supaya ke depan para startup lebih berfokus pada usaha yang menghasilkan produk. ’’Bisa memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di negeri ini,’’ tuturnya. Jumain mengatakan pelaku usaha pemula harus bisa mengambil peluang pemasaran dan penjualan berbasis online.

Dia mengatakan jangan sampai lapak online (e-commerce) lokal malam dikuasai produk-produk asing. Baik itu dari Tiongkok atau negara lainnya. Dia mengatakan pertumbuhan e-commerce yang cukup tinggi di Indonesia harus bisa dimanfaatkan para pelaku startup berbasis teknolgi tanah air.

Menurut Jumain perusahaan pemula potensial untuk menopang ekonomi bangsa. Dia mengatakan saat ini terjadi penurunan kontribusi usaha di tanah air ke pendapatan domestik bruto (PDB). Dari sebelumnya 20 persen menjadi 13 persen. Dia mengatakan pemicunya adalah perusahaan yang ada gulung tidak karena tidak berinovasi. Dia berharap startup yang nantinya mendapatkan suntikan dana dari Kemenrsitekdikti konsisten berinovasi supaya meningatkan daya saing produknya. (wan/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan