Retakan Tanah Ancam Rumah Warga

NGAMPRAH– Sedikitnya 15 rumah warga yang ada di Kampung Cisomang Hilir RW 1 dan RW 2, Desa Tenjolaut, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat terancam ambruk akibat bencana retakan tanah sepanjang sekitar 100 meter. Retakan dikhawatirkan akan semakin besar seiring dengan mulai turunnya hujan beberapa hari terakhir.

Kasi Trantribum Kecamatan Cikalongwetan Pipin Irawan menuturkan, retakan tanah ini terjadi pada Kamis (30/8) setelah pihaknya bersama unsur terkait seperti dari Satpol PP, Damkar, Tagana, dan petugas BPBD melakukan survei langsung ke lokasi. “Hasil pantauan kami ke lokasi di Kampung Cisomang Hilir, Desa Tenjolaut, ada retakan tanah yang menyebabkan 10 rumah kondisinya terancam dan lima rumah sudah mengalami ambles. Warga mulai khawatir mengingat sudah sering turun hujan,” katanya, kemarin.

Lima rumah yang kondisinya terkena retakan atau ambles adalah milik Endang,59, di RT 5/2, Dodo Suherman,47, Nasir,53, Aji Supriatna,46, dan Enen,53, semuanya di RT 5/1. Sementara yang terancam rumah milik Darto,29, Inah,69, Soni,34, Arum,70, Kusaeri,45, Rodi,66, Toto,67, Tasim,40, Ade,56, dan Udeng,55, semuanya berada di RT 5 dan 3, RW 1. Hingga saat ini warga yang rumahnya rusak ataupun terancam belum ada yang mengungsi.

Menurut Pipin, kejadian retakan jalan dan rumah yang akan mengakibatkan amblesnya tanah mencapai seluas satu hektare lebih. Diameter retakan antara 5 – 10 cm dan panjang hampir 100 m, antara satu rumah ke rumah yang lainnya. Upaya antisipasi kemungkinan lebih buruk sudah dilakukan kepada keluarga terdampak, khususnya ketika turun hujan lebat sebaiknya mengungsi ke tempat yang aman. “Masyarakat diminta untuk waspada khususnya yang berada di sekitar jalur retakan tanah. Sebab, terjadinya retakan ini diakibatkan oleh kondisi tanah yang labil,” kata dia.

Staf Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD KBB Ceceng Sukandi yang meninjau ke lokasi menyebutkan, pergerakan tanah itu telah membuat warga waswas. Berdasarkan keterangan warga, beberapa tahun lalu retakan tanah juga sempat muncul tapi memang tidak separah yang terjadi sekarang. “Pengakuan warga memang peristiwa ini yang paling parah sehingga mereka merasa ketakutan soal retakan tanah ini,” tandasnya. (drx)

Tinggalkan Balasan