CIMAHI – PT Nisshimbo Indonesia mendapat sanksi sosial berupa membersihkan aliran sungai tersebut. Sebab, perusahaan tersebut telah membuang limbah padat berupa lumpur berbau, ke aliran sungai Cisangkan,
Komandan sektor 21 Citarum harum, Kolonel Inf Yusep Sudrajat mengungkapkan, pihaknya meminta pimpinan dan 150 karyawan pabrik tersebut membersihkan sungai yang berada dekat dengan pabrik yang airnya berwarna hitam pekat dan tampak kental lantaran bercampur lumpur.
”Mereka kerap sembunyi-sembunyi membuang limbahnya dan sudah beberapa kali kita berikan peringatan,” ungkapnya disela-sela pembersihan sungai Cisangkan kemarin. (19/9).
Menurut Yusep, pada Sabtu 15 September pabrik tersebut kedapatan bukan membuang limbah cair, tapi membuang lumpur B3 ke aliran sungai. Sehingga sungai penuh dengan lumpur B3.
”Jika dihitung tonasenya bisa mencapai puluhan ton, sebagai sanksi sosialnya, semua karyawan pabrik harus bertanggung jawab dengan membersihkan area sungai di sekitar pabrik,” ujarnya.
Dia berharap sanksi tersebut akan menjadi efek jera bagi mereka. Tidak hanya itu, sanksi itu juga sebagai peringatan kepada pabrik lain agar tidak membuang limbah dengan seenaknya.
”Sampahnya dibersihkan, mudah-mudahan ini menjadi peringatan juga bagi pabrik atau perusahan yang lain. Di pabrik ini dari tingkat atas presiden direkturnya turun sampai staf terbawah,” katanya.
Meskipun sudah diberikan sanksi, pihak pabrik menyangkal telah membuang limbah dan lumpur B3 ke aliran sungai dengan alasan ada kerusakan alat.
Padahal, lanjut dia limbah lumpur ini, seharusnya dibawa keluar dengan cara diangkut. Meski memang Yusep tak menyangkal jika untuk membuangnya membutuhkan biaya yang mahal.
”Ongkosnya memang cukup besar, untuk satu kilogram saja ongkosnya antara Rp 1.600 hingga Rp 2.300 perkilogram. Kalau berton-ton ya harus banyak uang yang dikeluarkan,” bebernya.
Ditempat yang sama, President Direktur PT Nissimbo Takamorisa melalui stafnya, Sri Hartati, mengatakan, pihak pabrik tidak sengaja membuang limbah padat tersebut ke aliran sungai lantaran ada kerusakan alat tersebut.
”Kami tidak membuang lumpur, tolong digaris bawahi, itu karena benar-benar ada kerusakan alat diluar kemampuan kami. Jadi kita juga bertanggung jawab untuk membersihkan sungai ini,” elak dia. (ziz/yan)