BANDUNG – Pemberdayaan terhadap masyarakat berkebutuhan khusus terus diupayakan pemerintah. Terlebih dengan adanya Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas yang mengatur hak dan kesempatan kaum difabel bisa terpenuhi, mulai dari hak hidup, pekerjaan, pendidikan, hingga akses fasilitas.
Sebagai tindak lanjut dari undang-undang tersebut, Komisi I DPR RI bersama Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Wyata Guna Bandung meresmikan sebuah rumah pijat guna memberdayakan kaum disabilitas agar mampu mendongkrak perekonomian kaum yang selama ini dipandang sebelah mata.
Ketua Alumni PSBN Wyata Guna Bandung, Suhendar mengatakan, peresmian rumah pijat tersebut merupakan bentuk perhatian dari pemerintah terutama anggota DPR sebagai wakil rakyat. Peresmian tersebut dinilai sebagai langkah konkrit dalam memberikan sebuah lapangan usaha terhadap kaum difabel.
“Alhamdilillah hari ini dapat terealisasikan. Kita coba untuk membuka satu klinik baru yang mana terapisnya sebagian besar adalah anggota alumni dari Wyata Guna,” kata Ketua Alumni PSBN Wyata Guna, Suhendar di Jalan Suka Asih, Cijerah, Kota Cimahi (21/02).
Dikatakan Suhendar, rumah pijat tersebut adalah bentuk kemandirian kaum difabel yaitu dengan membuka usaha baru yang dinilai akan membantu perekekomian. Menurutnya, rumah pijat yang menggunakan dana rakyat tersebut mampu menjadi sebuah prestasi bagi masyarakat berkebutuhan khusus.
Suhendar menuturkan, total terapis yang dipekerjakan di rumah pijat tersebut saat ini baru sebanyak lima orang, di mana dua diantaranya perempuan dan tiga laki-laki. Dirinya mengharapkan, rumah pijat tersebut mampu menjadi percontohan bagi kaum difabel lain agar mampu membuka lapangan usaha baru. “Khususnya untuk kemandirian dan kesejahteraan temen-temen tuna netra,” kata dia.
Sementara itu, Anggota Komisi I DPR RI, Arief Suditomo menuturkan, sebagai penyandang dana dalam peresmian rumah pijat tersebut, dirinya berharap kaum difabel di Wyata Gun bisa menyalurkan kemampuan agar keahlian dalam memijat mampu menjadi manfaat yang bisa dirasakan masyarakat.
“Keahlian mereka diharapkan bisa disumbangkan kepada publik langsung dan sekaligus menjadi sumber pendapatan yang produktif,” kata Arief. (mg1/ign)