Program Lingkungan Jadi Fokus BPK

BANDUNG – Besarnya anggaran yang dikeluarkan pemerintah pusat maupun daerah untuk menata lingkungan hidup akan menjadi fokus perhatian bagi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.

Ketua BPK RI Moermahadi Soerja Djanegara mengatakan, sebagai sekertariat Internasinal Oganization Of Supreme Audit Institutions (INTOSAI) Working Group on Environmental Auditing (WGEA) sejak 2014 BPK sedunia telah mealukuan kegiatan penelitan bersama dan dalam bentuk pelatihan untuk mengangkat isu-isu strategis di bidang lingkungan.

Menurutnya, untuk isu-isu dibahas mengenai penataan lingkungan wilayah dan pengelolaan air bersih yang ada di setiap Kabupaten/Kota di Indonesia. Sedangkan, untuk daerah yang masih banyak memiliki hutan maka isunya adalah tentang pengembangan dan perlindungan hutan.

’’Jadi ini disesuaikan dengan kondisi daerah di Kabupaten/kota masing-masing yang masih berhubungannya dengan lingkungan,”jelas Moermahadi ketika ditemui kemarin. (17/7)

Dia mengatakan, untuk pemeriksaan di bidang lingkungan BPK RI sudah melaksanakannya di beberapa kota. Hal ini, ternyata sama dilakukan oleh BPK-BPK diberbagai negara lainnya.
Namun, untuk permasalahan lingkungan dibeberapa negara eropa berbeda. Sehingga, forum ini sebagai wadah untuk saling bertukar pikiran.
Pada acara tersebut turut hadir Wali Kota Surabaya risma Mulyani yang tampil sebagai pembicara. Dia berkesempatan memaparkan tentang perkembangan Kota Surabaya yang mengalami perubahan signifikan.

Dia mengaku, selama memimpin Surabaya beberapa program lingkungan perkotaan menjadi prioritas penting dengan cara melakukan berbagai inovasi.

Dalam programnya Risma berusaha menata kota dengan tetap mempertahankan perkampungan yang berada ditengah Kota Surabaya. Sehingga, bila dilihat dari sisi aspek budaya dan sosial memiliki kesan alami.

Program-program lingkungan yang dia kemukakan adalah penataan masalah persampahan kota dengan mewujudkan bank- sampah memiliki nilai ekonomis yang berada disetiap sudut kota. Bahkan penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Untuk penataan perkampungan kota Risma lebih memilih mempertahankan hampir persen. Sebab, keberadaan kampung tersebut berhasil dia ubah menjadi perkampungan yang bersih dan alami.

“Surabaya itu termasuk kedalam 10 kota metropolitan yang aman di dunia. Karena di Surabaya masih banyak kampung yang hidupnya 24 jam,’’ucap Risma. (job8/job9/yan).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan