Prakarya dan Life Skill

TERHITUNG semenjak berlakunya kurikulum 2013 di lingkungan SMP maka pembelajaran TIK tidak lagi menjadi mata pelajaran dan memunculkan mata pelajaran baru yaitu Prakarya. Pembelajaran prakarya merupakan pembelajaran yang memberikan ruang bagi para peserta didik untuk dapat meningkatkan keterampilan-keterampilan yang meliputi empat aspek yaitu Kerajinan, Rekayasa, Pengolahan dan Budidaya.

Keempat aspek tersebut di pelajari sebagai muatan keahlian yang harus dimiliki, sebagai bekal para peserta didik dalam menghadapi tantangan di masa depan. Pembelajaran prakarya sangat identik dengan pembelajaran kecakapan hidup atau life skill. Mengapa begitu? Sebab, dalam pembelajaran prakarya, materi-materi yang diberikan bersentuhan dengan melatih keahlian-keahlian yang diperlukan untuk kehidupan di masa depan, terutama dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam daerahnya atau local wisdom, sehingga dapat dikembangkan untuk kehidupan lebih baik di masa yang akan datang.

Prakarya secara muatan materi akan sangat berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Sebab, perbedaan potensi daerah yang dimiliki dan yang akan dikembangkan. Sebagai contoh, aspek kerajinan yang di berikan di daerah yang memiliki potensi alam tumbuhan kelapa misalnya, akan sangat berbeda dengan potensi daerah yang memiliki banyak kebun teh. Maka kemudian, materi yang diberikan haruslah berbasis kepada kearifan lokal dan kembali kepada potensi dari daerah yang dimiliki.

Begitu pula dengan aspek lainnya seperti pengolahan. Materi pengolahan di daerah yang melimpah produksi buah strawberry akan berbeda dengan daerah yang memiliki potensi buah nanas. Begitupun dengan aspek rekayasa, sebuah sekolah yang berada di sekitar pegunungan mungkin akan berbeda dengan daerah yang berada di tepian pantai dalam mengembangkan proyek-proyek berbasis rekayasa. Sebab, kedua daerah tersebut mempunyai potensi-potensi alam  berbeda yang bisa dikembangkan dan diberdayakan.

Indonesia adalah negara yang memiliki potensi alam yang sangat besar dan melimpah. Dengan demikian, kita tidak akan kesulitan untuk dapat mengembangkan potensi-potensi tersebut. Dengan adanya prakarya, diharapkan muncul generasi yang peduli dan mengembangkan serta mendayagunakan potensi yang dimilikinya. Melalui keempat aspek yang telah disebutkan, penulis berharap mampu untuk meningkatkan kesejahteraan dan juga mampu menjadikan nilai-nilai kemandirian itu terus tumbuh dalam diri para generasi muda Indonesia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan