Pilihan Hidup-Mati saat Tersengat Lebah di Ketinggian 80 Meter

Demam selfie di jembatan terpanjang di dunia tidak hanya di Tiongkok. Tapi ke depan, akan terjadi di Jawa Barat. Jembatan Situ Gunung Suspension Bride, mencapai 240 meter, dibangun di antara tebing dan rimbunnya pohon pakis di ketinggian kurang lebih 80 meter.

Herlan Heryadie, Eriek Taopik SUKABUMI


Sejak penghujung 2017, jembatan Situ Gunung Suspension Bride menjadi buah bibir di masyarakat, terutama di kalangan warganet. Sebab, jembatan yang dibangun di kawasan wisata Situ Gunung, Desa Gede Pangrango, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat itu dipastikan memacu adrenalin siapapun yang melintasinya.

Sensasinya memang bikin sport jantung. Sebab, jembatan gantung ini, menyambungkan dua wilayah wisata berbeda: Situ Gunung ke kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jembatan ini pun menjadi yang terpanjang yang dimiliki Jawa Barat.

Sekilas, konsep jembatan ini mirip jembatan dengan lantai kaca tertinggi dan terpanjang di dunia. Menghubungkan dua tebing gunung yang dikenal sebagai pegunungan Avatar (film itu melakukan pengambilan gambar di sini) di provinsi Zhangjiajie, Hunan. Kemudian, ada juga jalur The Coiling Dragon atau ‘Naga Melingkar’ di Taman Nasional Zhangjiajie, Provinsi Hunan.

”Perlu diingat, ini bukan jembatan untuk jalan pintas ke Curug Sawer, Situ Gunung. Tapi ini nantinya akan jadi tempat khusus, ada tiket masuk khusus kepada pengunjung. Bisa dilihat dari sebelah utara terlihat Gunung Gede Pangrango dan di sebelah selatan panorama Kota Sukabumi,” tutur Usep Suherlan, 37, alias Ule, warga setempat sekaligus mandor pekerja jembatan kepada Jabar Ekspres, belum lama ini.

”Tujuannya memang untuk wisata. Tapi kemungkinan banyak warga yang ingin selfie. Tapi dibatasi sampai beratnya 10 ton atau sekitar 80 pejalan kaki, supaya stabil,” sambungnya.

Usep memerinci, jembatan tersebut dibangun selama kurang lebih enam bulan. Untuk jembatan sepanjang 240 meter tersebut, hanya dikerjakan oleh sepuluh orang. Termasuk dirinya.

Jembatan itu pun, kata dia, sedianya belum beres. Namun, reaksi warga berbeda. Mereka sudah tak sabar untuk bisa berselfie ria di jembatan tersebut.

”Ide awalnya pengembangan wisata (swasta, Red). Pada mulanya, kita kurang yakin, apakah bisa atau enggak bangun jembatan ini. Saya, kebetulan warga asli di sini yang direkrut untuk ikut membangun jembatan ini. Kita tidak bisa melibatkan banyak orang, soalnya kalau terlalu banyak jembatan bisa tidak stabil,” paparnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan