Pilgub Jabar Tanpa SARA

Bandung – Jalannya perhelatan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018 dinilai beberapa pihak akan berlangsung panas seperti Pilgub DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Namun, tak sedikit pula yang menilai pesta demokrasi masyarakat Jawa Barat tersebut akan berlangsung aman dan damai.

Hal tersebut dikarenakan kultur masyarakat Jawa Barat yang dinilai berbeda dengan masyarakat DKI Jakarta. Terlebih, semua calon yang akan beradu gagasan dalam Pilgub Jawa Barat sebagai upaya menarik hati masyarakat memiliki latar belakang agama yang sama.

Calon Gubernur (Cagub) Jawa Barat, Mayjen (purn) Sudrajat menyatakan, tidak sepakat jika ada pihak-pihak yang mengatakan akan terjadi kericuhan dalam penyelenggaraan Pilgub Jawa Barat. Dirinya meyakini apa yang terjadi pada Pilgub DKI Jakarta tidak akan terulang di Jawa Barat.

”Tentu kita sebagai orang Jawa Barat menentang pendapat-pendapat itu karena landscape politiknya, situasi dan kondisi lingkungan strategisnya sangat berbeda dengan Jakarta,” kata Sudrajat, akhir pekan kemarin di Bandung

Sudrajat menuturkan, berdasarkan pengalaman pada penyelenggaraan Pilgub Jawa Barat tahun 2008 dan 2013 pun selalu berlangsung kondusif. Selain itu, Jawa Barat juga tidak memiliki isu-isu yang dapat memicu pertentangan tajam di kalangan masyarakat.

”Bahkan ada tokoh yang mengatakan bahwa kita tidak punya isu-isu yang memicu kepada SARA. Sehingga Jawa Barat akan aman dan selama ini Jawa Barat tidak ada masalah,” kata dia lagi.

Sudrajat menilai, pengalaman tersebut harus menjadi acuan agar semua pihak tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang mengatakan akan terjadi ketidakamanan dalam Pilgub Jawa Barat. Kalau pun ada gejala, kata dia, semua pihak harus mampu meredamnya dan tidak perlu menjadi bahan publikasi.

”Jangan sampai menjadi advokasi intelektual karena ini yang gak bener. Jadi apa-apa itu justru harus membuat suasana makin kondusif,” kata dia.

Sementara itu, Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Ahmad Syaikhu menilai aman atau tidaknya penyelenggaraan pesta demokrasi bergantung pada elit politik serta kandidat yang akan bersaing pada Pilgub Jawa Barat dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.

Dirinya beranggapan, kontestasi politik serupa dengan permainan ataupun olahraga karena lawan main bukanlah musuh, melainkan teman yang akan menambah keseruan dalam permainan. Begitu juga dalam kontestasi politik, lawan atau rival adalah teman berdemokrasi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan