Perdana, Tanpa Pelatih Kepala

BANDUNG – Jelang pertandingan perdana Go-Jek Liga 1 menjamu PS Tira di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), hari ini (26/3). Persib dipastikan tanpa didampingi pelatih kepala, Roberto Carlos Mario Gomez, dia harus bertolak ke negaranya, Argentina lantaran sang istri tengah dalam keadaan sakit dan harus segera dioperasi.

”Dengan berat hati saya harus melewatkan match pertama. Tapi, istri saya sedang sakit kanker dan kehadiran saya sangat diperlukan,” ungkap Gomez, dilansir laman klub kemarin (25/3).

Lebih lanjut, Gomez menjelaskan, dia harus melewatkan tugas pertamanya di ajang Go-Jek Liga 1 karena sudah memesan tiket pesawat dari beberapa hari sebelum laga Persib vs PS Tira mengalami pengunduran jadwal.

”Saya kira pertandingan tetap digelar Jumat (23 Maret), ternyata mereka mengubahnya. Saya sudah merencanakan semuanya dan istri saya harus dioperasi hari Senin (26 Maret),” jelasnya.

Gomez bertolak menuju Argentina kemarin, dari Bandar Udara Soekarno-Hatta dengan jadwal penerbangan malam pukul 21.00 WIB.

Pelatih berusia 61 tahun itu pun berharap doa dari semua pihak untuk kesembuhan sang istri serta keselamatan dirinya dalam perjalanan.

”Doakan saja semua berjalan dengan baik, sesuai dengan yang saya harapkan. Jika semuanya terlihat bagus, saya akan kembali lebih cepat dan bisa datang sebelum pertandingan melawan Sriwijaya FC,” pungkasnya.

Sementara itu terkait pertandingan perdana melawan PS Tira, Gomez mengharapkan permainan efektif bisa diperagakan anak asuh‎nya. Pelatih asal Argentina ini memetik pelajaran berharga dari beberapa pertandingan uji coba.

Dia menilai, timnya masih kurang dalam memaksimalkan peluang. ”Selama ini, kami terus meningkatkan pekerjaan kami. Kami ingin, kalau punya delapan atau sembilan peluang, minmal harus jadi lima gol, tidak hanya satu,” ujarnya.

Gomez mencontohkan masa transisi dari bertahan ke menyerang. Dia ‎ingin skema serangan yang dilancarkan Eka Ramdani dan kawan-kawan bisa dituntaskan dengan gol bagi timnya.

”Jadi, itu yang kami kerjakan selama tiga bulan ini. Tidak hanya di lini pertahanan, tapi juga di sektor lainnya. Satu contoh, saat kami menyerang tapi tidak menghasilkan gol, maka lawan akan balik menekan. Sebaliknya, situasi seperti ini akan berbeda jika setiap serangan yang kami buat bisa membuat gol. Maka, lawan tak akan keluar menyerang,” bebernya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan