Pengusaha Konveksi Keluhkan Mahalnya Kain

SOREANG – Pengusaha konveksi yang ada di Kabupaten bandung mengeluhkan mahalnya harga bahan baku akibat dari melemahnya nilai tukar rupiah.

Mennaggapi hal ini Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung, Popi Hopipah Mengakui, sudah mendengar berbagai keluhan yang dari para spengusaha konveksi ini. Bahkan, sebagai dari mereka mengatakan bahwa omset penjualan menurun.

Dia mengatakan, bahan baku untuk konveksi masih impor. Sehingga, sangat berpengaruh terhadap fluktuasi mata uang dolar. Bahkan, untuk benang masih diimpor.

’’ Jadi saran saya untuk sementara para pengusaha konveksi bisa melakukan dengan cara menaikan harga jual.

Sekitar 10-20 persen tapi harus memperhatikan kualitas,”jelas Popi ketika ditemui kemarin.(19/9).

Dia memaparkan, selama ini kebanyakan pengusaha konveksi yang ada di Kabupaten Bandung memproduksi berbagai busana muslim, jaket, training dan kaos. Namun, untuk memperoleh bahan baku sekrang mereka mengalami kesulitan.

Dia mengungkapkan, adanya tindakan pengecoran terhadap pabrik-pabrik mmeberikan dampak pada produksi tekstil di Kabupaten Bandung. Sehingga, untuk mendapatkan kain sebagai bahan baku pengrajin konveksi mengalami kesulitan.

Dia menyebutkan, untuk jumlah pelaku usaha konveksi yang memproduksi kerudung mencapai 5000 orang. Kemudian yang memproduksi barang fashion seperti pakaian sebanyak 3000 orang.

“Produk unggulan (konveksi) di Kabupaten Bandung yaitu baju muslim dan kerudung yang masuk ke pasar Baru Bandung, pasar di Jakarta dan pasar di Cirebon,” ungkapnya.

Dia menambahkan, untuk meningkatkan kualitas Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah mendorong Kabupaten Bandung memiliki model khas pakaian muslim. Pihaknya juga mendorong agar di lingkungan pemerintah Kabupaten Bandung wajib menggunakan sarung.

Sementara, Wakil Bupati Bandung, Gun Gun Gunawan berharap para pelaku usaha konveksi harus tetap bertahan ditengah kondisi perekonomian yang belum membaik. Namun secara prospektif kubutuhan fashion akan tetap selalu ada sepanjang tahunnya.

“Saya meyakini pelaku konveksi kabupaten Bandung masih stabil dann bisa bertahan, tidak terpengaruhi nilai tukar rupiah. Karena hasil produksinya banyak diminati konsumen,” pungkas Gun Gun. (rus/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan